> >

402 Anak di Malaysia yang Diduga Jadi Korban Eksploitasi dan Kekerasan Seksual Berhasil Diselamatkan

Kompas dunia | 12 September 2024, 17:52 WIB
Ilustrasi kekerasan anak.(Sumber: Envato)

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV – Otoritas Malaysia pada Rabu (11/9/2024) berhasil menyelamatkan 402 anak yang diduga menjadi korban eksploitasi dan mengalami pelecehan seksual.

Anak-anak tersebut diselamatkan dalam penggerebekan yang dilakukan kepolisian Malaysia di 20 rumah sosial yang terkait dengan kelompok bisnis Global Ikhwan Services and Business Holdings.

Kepala Polisi Nasional Malaysia, Inspektur Jenderal Razarudin Husain mengatakan, penggerebekan ini dilakukan setelah adanya penyelidikan terkait tuduhan penelantaran anak, ajaran sesat, serta pelecehan seksual di rumah-rumah sosial yang dikelola oleh Global Ikhwan.

Razarudin menyebut 201 anak laki-laki dan 201 anak perempuan itu berusia antara 1 hingga 17 tahun.

Dari 18 rumah di negara bagian Selangor dan dua rumah di Negeri Sembilan itu berhasil diselamatkan.

Sementara dari 171 tersangka yang ditangkap, sebanyak 66 pria dan 105 wanita termasuk guru agama dan pengasuh di rumah-rumah tersebut juga ditangkap.

Mereka dituduh tidak hanya melecehkan anak-anak, tetapi juga memaksa anak-anak untuk melakukan pelecehan terhadap satu sama lain.

Razarudin mengungkapkan, sebagian besar anak yang sakit dilarang mencari pengobatan hingga kondisi mereka memburuk. 

"Mereka yang sakit tidak diperbolehkan mencari pertolongan medis hingga kondisinya kritis," kata Razarudin dikutip dari The Associated Press.

Beberapa anak bahkan mengalami kekerasan fisik, seperti dibakar dengan sendok panas sebagai hukuman.

Ada juga pengasuh yang menyentuh tubuh anak-anak dengan dalih pemeriksaan medis.

Baca Juga: Gagalnya Upaya Pelarian Obligor BLBI Marimutu Sinivasan, Diduga Mau ke Malaysia

Ia menambahkan, dugaan sementara menunjukkan bahwa Global Ikhwan memanfaatkan sentimen agama untuk mengeksploitasi anak-anak dan mengumpulkan donasi. 

Investigasi lebih lanjut mengungkapkan, anak-anak tersebut merupakan keturunan anggota Global Ikhwan, yang ditempatkan di rumah-rumah sosial tersebut oleh orangtua mereka sejak bayi.

Global Ikhwan didirikan oleh Ashaari Mohamad, mantan pemimpin sekte Al-Arqam, yang dilarang oleh pemerintah Malaysia pada tahun 1994 karena ajarannya dianggap sesat.

Setelah kematian Ashaari pada tahun 2010, Global Ikhwan mengalami beberapa kali rebranding. 

Namun kelompok ini masih berada di bawah pengawasan otoritas agama Islam terkait dugaan keterlibatan dalam ajaran Al-Arqam.

Dalam pernyataan resminya pada Rabu, Global Ikhwan membantah tuduhan eksploitasi anak.

Namun, mereka tidak memberikan komentar terkait tuduhan pelecehan seksual. 

“Perusahaan tidak akan mentoleransi kegiatan apapun yang melanggar hukum, terutama terkait eksploitasi anak sebagai pekerja,” tulis mereka dalam pernyataan tersebut.

Global Ikhwan diketahui terlibat dalam berbagai bidang usaha, termasuk makanan dan minuman, media, kesehatan, perjalanan, dan properti.

Mereka mempekerjakan lebih dari 5.000 orang dan memiliki cabang di 20 negara, termasuk jaringan restoran di London, Paris, Australia, dan Dubai.

Saat ini, pihak kepolisian Malaysia masih melanjutkan penyelidikan dan anak-anak yang telah diselamatkan akan menjalani pemeriksaan medis secara menyeluruh. 

Otoritas juga memastikan bahwa para korban akan mendapatkan perlindungan serta bantuan lebih lanjut untuk memulihkan trauma yang dialami. 

Baca Juga: Momen Menhan Prabowo Bertemu Raja Malaysia, Bahas Soal Hal Ini

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya

Sumber : Associated Press


TERBARU