> >

Kanada Tangguhkan Penjualan Senjata ke Israel dan Batalkan Kontrak Amunisi

Kompas dunia | 12 September 2024, 00:00 WIB
Menlu Kanada Melanie Joly hari Minggu (18/2/2024). Kanada hari Selasa, 10/9/2024 waktu Kanada menangguhkan 30 izin penjualan senjata ke Israel dan membatalkan kontrak yang melibatkan amunisi buatan Quebec yang akan dikirim melalui perusahaan AS. (Sumber: Saltwire)

TRENTON, KOMPAS.TV - Kanada mengumumkan mereka menangguhkan 30 izin penjualan senjata ke Israel dan membatalkan kontrak yang melibatkan amunisi buatan Quebec yang akan dikirim melalui perusahaan Amerika Serikat (AS) ke angkatan bersenjata Israel.

Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly, Selasa (10/9/2024) waktu setempat atau Rabu (11/9) waktu Indonesia.

Joly menegaskan Kanada tidak akan membiarkan amunisi yang diproduksi oleh anak perusahaan General Dynamics asal AS, yang beroperasi di Kanada, dijual atau dikirim ke negara lain untuk kemudian dijual ke Israel. 

Langkah ini disambut positif oleh National Council of Canadian Muslims (NCCM), organisasi advokasi muslim terbesar di Kanada. Mereka menilai pernyataan Joly menunjukkan komitmen Kanada terhadap larangan penjualan senjata ke Israel.

"NCCM mengapresiasi sikap tegas Menteri Joly yang menegaskan bahwa kebijakan Kanada untuk melarang penjualan senjata ke Israel tetap berlaku. Joly juga menekankan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan adanya celah dalam penjualan bahan peledak oleh General Dynamics," ungkap NCCM di X.

Masalah penjualan senjata Kanada melalui negara perantara ke Israel memang telah menjadi kontroversi. 

Joly menegaskan transaksi seperti ini dilarang keras oleh kebijakan Kanada. 

“Mengenai General Dynamics, kebijakan kami sangat jelas. Kami tidak akan membiarkan senjata atau bagiannya dikirim ke Gaza, tanpa kecuali. Kami terus berkomunikasi dengan General Dynamics mengenai hal ini,” tegas Joly.

Baca Juga: Capres AS Kamala Harris Tegaskan Tidak Akan Ada Embargo Senjata untuk Israel

Warga Palestina memeriksa kehancuran yang disebabkan bombardir Israel ke Jalur Gaza di Deir al Balah, Rabu, 22 November 2023. (Sumber: AP Photo/Hatem Moussa)

Namun, Centre for Israel and Jewish Affairs menganggap pernyataan Joly sebagai “pergeseran yang mengganggu” dalam kebijakan pemerintah Kanada, menurut laporan Globe and Mail.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu


TERBARU