> >

Fakta-Fakta Tantangan Besar Rekonstruksi Gaza, Butuh 15 Tahun untuk Pembangunan Kembali

Kompas dunia | 12 September 2024, 01:05 WIB
Reruntuhan bangunan yang dihancurkan serangan Israel di dekat Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza, 1 April 2024. (Sumber: Mohammed Hajjar/Associated Press)

GAZA, KOMPAS.TV - Setelah perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas berakhir, dibutuhkan miliaran dolar untuk membangun kembali Gaza, menurut penilaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Berikut adalah rincian kerusakan di Gaza akibat serangan brutal Israel yang menghancurkan seluruh Gaza dan membunuh lebih dari 41.000 warga sipil seperti laporan Straits Times, Rabu (11/9/2024).

Baca Juga: Israel Serang Kamp Pengungsi Al-Mawasi, Otoritas Gaza: 22 Jenazah "Menguap" akibat Ledakan Bom

Warga Palestina mengevakuasi jenazah dari lokasi yang terkena serangan bom Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu, 13 Juli 2024. (Sumber: AP Photo)

Berapa Banyak Korban Jiwa?

Serangan Hamas ke Israel menyebabkan 1.200 orang tewas, menurut data Israel. Balasan Israel telah menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina dan melukai sekitar 95.000 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Berapa Lama Waktu yang Diperlukan untuk Mengangkat Puing?

PBB memperingatkan, mengangkat 40 juta ton puing yang tersisa setelah pengeboman Israel dapat memakan waktu 15 tahun dan memerlukan biaya antara $500-600 juta atau sekitar Rp7,7-Rp9,2 triliun. 

Puing-puing ini diperkirakan terkontaminasi asbes dan kemungkinan mengandung sisa-sisa manusia. Kementerian Kesehatan Palestina memperkirakan pada Mei lalu bahwa 10.000 mayat masih hilang di bawah puing.

Berapa Banyak Rumah yang Hancur?

Membangun kembali rumah-rumah yang hancur di Gaza diperkirakan akan memakan waktu hingga 2040, tetapi bisa memakan waktu beberapa dekade lebih lama, menurut laporan PBB yang dirilis pada Mei lalu. Data Palestina menunjukkan bahwa sekitar 80.000 rumah hancur akibat konflik.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, setidaknya 1,9 juta orang di seluruh Jalur Gaza terpaksa mengungsi, termasuk beberapa yang terpaksa pindah lebih dari 10 kali. Sebelum perang, populasi Gaza adalah 2,3 juta.

Baca Juga: Negosiator Israel Ungkap Kesepakatan Pembebasan Sandera Nyaris Mustahil, AS Mulai Pesimistis

Puing Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza yang hancur ditembaki Israel. Direktur Rumah Sakit Khusus Kuwait di Rafah, Suhayb al-Hams, hari Jumat, 8/6/2024, menyatakan ada puluhan mayat warga sipil bergeletakan di jalan-jalan di kota Rafah, Jalur Gaza selatan, yang tewas dibunuh tentara Israel. (Sumber: Anadolu)

Apa Saja Kerusakan Infrastruktur?

Kerusakan infrastruktur diperkirakan mencapai $18,5 miliar, yang memengaruhi gedung tempat tinggal, perdagangan, industri, serta layanan penting seperti pendidikan, kesehatan, dan energi, menurut laporan PBB dan Bank Dunia. 

Gaza City kehilangan hampir seluruh kapasitas produksi airnya, dengan 88% sumur air dan 100% pabrik desalinasi yang rusak atau hancur, menurut laporan Oxfam baru-baru ini.

Bagaimana Gaza Akan Memenuhi Kebutuhan Pangan?

Lebih dari setengah lahan pertanian Gaza, yang penting untuk memenuhi kebutuhan pangan wilayah yang dilanda perang ini, telah mengalami kerusakan akibat konflik, menurut gambar satelit yang dianalisis oleh PBB. 

Data menunjukkan peningkatan kerusakan pada kebun buah, tanaman ladang, dan sayuran di wilayah Palestina, di mana kelaparan meluas setelah 11 bulan pengeboman Israel.

Baca Juga: Erdogan Serukan Negara Islam Bentuk Aliansi Lawan Israel, Sebut Zionis Tak Akan Berhenti di Gaza

Halaman sekolah di Kota Gaza usai dihantam serangan udara Israel pada Sabtu (10/8/2024). (Sumber: Associated Press)

Bagaimana dengan Sekolah, Universitas, dan Bangunan Keagamaan?

Laporan dari Kantor Media Pemerintah Gaza pada Agustus lalu mencatat kerusakan fasilitas publik. Konflik ini menyebabkan hancurnya 200 fasilitas pemerintah, 122 sekolah dan universitas, 610 masjid, dan tiga gereja. 

Laboratorium Bukti Krisis Amnesty International telah menyoroti sejauh mana kerusakan di sepanjang perbatasan timur Gaza. 

Hingga Mei 2024, lebih dari 90% bangunan di area ini, termasuk lebih dari 3.500 struktur, telah hancur atau rusak parah.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Straits Times


TERBARU