> >

China dan Rusia Makin Mesra, Siap Gelar Latihan Gabungan Militer Bulan Ini

Kompas dunia | 10 September 2024, 14:56 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden China Xi Jinping berjabat tangan selama pertemuan di sela KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Astana, Kazakhstan, 3 Juli 2024. (Sumber: Sergey Guneyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

BEIJING, KOMPAS.TV - China dan Rusia menunjukkan hubungan erat militer kedua negara dengan rencana menggelar latihan militer gabungan pada bulan ini.

Kementerian Pertahanan Nasional China mengumumkan bahwa militer mereka mengadakan latihan angkatan laut dan udara gabungan dengan Rusia.

Meski begitu, pihak China tidak menyebut tanggal pasti kapan latihan gabungan yang diberi nama Northern United-2024 itu digelar.

Dilansir dari Al Jazeera, rencananya latihan gabungan antara China dan Rusia ini dilakukan di Laut Jepang dan Laut Okhotsk di utara.

Terkait rencana ini, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan telah mengamati lima kapal angkatan laut China yang berlayar ke arah timur laut melalui Selat Tsushima menuju Laut Jepang sejak akhir pekan lalu.

Pasukan Pertahanan Diri Jepang juga melakukan pemantauan kewaspadaan dan pengumpulan intelijen menggunakan sebuah kapal dan pesawat patroli, Senin (9/9/2024).

Selat Tsushima terletak di antara Korea Selatan dan Jepang dan menghubungkan Laut China Selatan dan Laut Jepang, yang dikenal sebagai Laut Timur bagi orang Korea, dan tidak berada dalam perairan teritorial Jepang.

Saat mengumumkan latihan tersebut, China mengatakan latihan tersebut dirancang untuk meningkatkan kerja sama strategis antara kedua negara dan memperkuat kemampuan mereka untuk bersama-sama menghadapi ancaman keamanan.

Pengumuman itu juga menyebutkan bahwa kedua angkatan laut akan berlayar bersama di Pasifik, yang merupakan kelima kalinya mereka melakukannya, dan sekaligus ikut mengambil bagian dalam latihan Rusia "Great Ocean-24". 

Baca Juga: Putin dan Xi Jinping Beri Ucapan Selamat ke Kim Jong-Un: Bukti Korea Utara, China, Rusia Makin Erat

China telah mempererat hubungannya dengan Rusia sejak Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.

Meski tidak mengutuk invasi tersebut, tetapi secara berkala China menyerukan untuk diakhirinya pertempuran.

Negara yang dipimpin Xi Jinping itu juga telah muncul sebagai urat nadi perekonomian penting bagi Rusia, dengan membeli minyak dan gas serta memasok barang elektronik dan barang-barang lainnya.

Meningkatnya pengaruh ekonomi dan militer China serta ketegasannya dalam sengketa teritorial, yang terbaru dengan Filipina mengenai Laut China Selatan, telah mengguncang Amerika Serikat dan sekutunya termasuk Jepang.

Pada tanggal 26 Agustus, Jepang mengerahkan jet tempur setelah apa yang disebutnya sebagai serangan pertama yang dikonfirmasi oleh pesawat militer China ke wilayah udaranya.

Minggu lalu, negara itu mengajukan protes setelah sebuah kapal angkatan laut China memasuki perairan teritorialnya.

Jepang memiliki sengketa wilayah dengan Tiongkok – atas kepulauan Senkaku yang terpencil di Laut China Timur – dan dengan Rusia – atas Kepulauan Kuril antara Hokkaido dan Kamchatka.

Hubungan antara Tokyo dan Moskow telah memburuk tajam sejak invasi Ukraina. Jepang lalu bergabung dengan Amerika Serikat dan sekutu Kiev lainnya untuk bergabung dalam sanksi terhadap Moskow. 

Baca Juga: Rayuan Maut Xi Jinping ke Negara Afrika, Yakinkan China adalah Mitra Asing Utama

 

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Al Jazeera


TERBARU