> >

Negosiator Israel Ungkap Kesepakatan Pembebasan Sandera Nyaris Mustahil, AS Mulai Pesimistis

Kompas dunia | 9 September 2024, 21:26 WIB
Demonstrasi di Tel Aviv yang menekan pemerintah Benjamin Netanyahu untuk memperioritaskan pembebasan sandera Israel dari Gaza, Sabtu (31/8/202). (Sumber: Yonatan Sindel/Flash90 Via Times of Israel)

Pada dasarnya, posisi yang ditetapkan Smotrich, ketua partai Zionisme Keagamaan Sayap Kanan yang merupakan elemen penting koalisi Netanyahu, menghapuskan proposal Israel pada Mei.

Dikutip dari The Times of Israel, media Israel Channel 12 telah mengutip sumber yang dekat dengan negoasiasi terkait permasalahan itu.

“Sepertinya proposal yang sekarang ada tak akan berbuah saat ini. Tak ada prospek kesepakatan,” ujar sumber tersebut.

Seorang negosiator Israel mengatakan kepada keluarga sander bahkan fase pertama dari kesepakatan, yaitu enam pekan gencatan senjata, dengan pembebasan 30 perempuan, anak-anak, orang tua dan sandera yang sakit untuk dibebaskan, kemungkinan tak akan terjadi saat ini.

“Cara satu-satunya untuk mengakhiri perang adalah melangkah maju,” katanya.

“Teruslah bertindak agar masyarakat mendukung upaya mengakhiri perang,” lanjut negosiator itu.

Proposal perdamaian baru

Sementara itu, media Axios melaporkan bahwa Presiden AS Joe Biden berencana untuk memperkenalkan proposal perdamaian yang baru.

Tetapi para pembantu utamanya berpikir hal itu tak akan berguna, dengan Netanyahu tetap bersikeras Israel mengontrol koridor Philadelphi, dan meningkatnya permintaan Sinwar untuk kembalinya sandera.

Baca Juga: Israel Serang Suriah Tengah dan Tewaskan 14 Orang, Ucapan Erdogan Jadi Kenyataan?

Seorang pejabat AS mengungkapkan adanya pesimisme yang signifikan di Gedung Putih setelah Hamas meminta Israel membebaskan lebih banyak 100 terdakwa pembunuhan, dari yang sebelumnya disepakati.

“Orang-orang di Gedung Putih, sedih, kecewa dan frustasi dengan jalannya pembicaraan,” ujar seorang pejabat.

“Kami masih bekerja, tetapi kami tak akan memperkenalkan apa pun dalam waktu dekat. Kami berada dalam titik yang sulit,” tambahnya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : The Times of Israel


TERBARU