> >

Kunjungan Paus ke Papua Nugini Akan Membahas Isu Keadilan Sosial

Kompas dunia | 6 September 2024, 12:43 WIB
Paus Fransiskus disalami Menteri Agama Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut jelang kepergiannya meninggalkan Indonesia menuju Papua Nugini di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jumat (6/9/2024) pagi ini. (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Paus Fransiskus telah bertolak ke Papua Nugini pada Jumat (6/9/2024) pagi. Di Papua Nugini, agenda Paus Fransiskus sejalan dengan agenda di Indonesia, namun lebih memprioritaskan tentang isu keadilan sosial. 

Papua Nugini merupakan negara Pasifik Selatan yang prasejahtera, namun secara geografis memiliki peran penting dan strategis. Negara ini merupakan rumah bagi lebih dari 10 juta orang, yang sebagian besar mencari nafkah sebagai petani.

John Lavu, konduktor paduan suara di paroki St. Charles Luwanga di Port Moresby, ibukota Papua Nugini, mengatakan kunjungan tersebut akan membuat iman katoliknya tumbuh lebih kuat.

"Saya telah menjalankan iman ini sepanjang hidup saya, tetapi kedatangan Bapak Suci, kepala gereja, ke Papua Nugini, akan menjadi sangat penting bagi saya dalam hidup saya sebagai seorang Katolik," katanya seperti dikutip dari The Associated Press.

Baca Juga: Tak Berjarak, Paus Fransiskus Temui dan Beri Berkat Anak-Anak Penyandang Disabilitas

Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan ke kota Vanimo yang terpencil untuk menemui beberapa misionaris Katolik dari negara asalnya Argentina, yang mencoba menyebarkan iman Katolik kepada masyarakat pribumi. Sebagian besar masyarakat pribumi di Papua Nuguni merupakan suku yang mempraktikkan tradisi pagan.

Negara tersebut memiliki lebih dari 800 bahasa Pribumi dan telah terpecah belah oleh konflik suku atas tanah selama berabad-abad. Bahkan dalam beberapa dekade terakhir, konflik yang terjadi di Papua Nugini semakin dalam dan mematikan. 

“Paus Amerika Latin pertama dalam sejarah kemungkinan akan membahas kebutuhan akan adanya keharmonisan di antara kelompok-kelompok suku dalam kunjungannya (ke Papua Nuguni),” kata Vatikan. 

Tema lain yang mungkin dibahas dalam kunjungannya adalah ekosistem negara yang rapuh, sumber daya alamnya yang kaya yang berisiko dieksploitasi, dan ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.

Baca Juga: Penuh Haru, Ibu Hamil hingga Anak-Anak dan Orang Tua Menanti Berkat Paus Fransiskus di Jalan

Pemerintah Papua Nugini menyalahkan curah hujan yang sangat tinggi atas terjadinya tanah longsor besar pada bulan Mei lalu. Bencana ini telah mengubur sebuah desa di provinsi Enga. Pemerintah mengatakan lebih dari 2.000 orang tewas, sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan jumlah korban tewas mencapai 670 orang.

Paus Fransiskus menjadi Paus kedua yang mengunjungi Papua Nugini, setelah Santo Yohanes Paulus II mendarat pada tahun 1984 dalam salah satu pelayaran keliling dunianya yang panjang. Kemudian, Yohanes Paulus memberi penghormatan kepada para misionaris Katolik yang telah berusaha selama satu abad untuk membawa agama ke negara tersebut.

Papua Nugini merupakan negara Persemakmuran dan merupakan koloni Australia hingga merdeka pada tahun 1975. Negara ini merupakan tujuan kedua dari perjalanan empat negara yang dikunjungi Paus. Dalam perjalanan terpanjang dan terjauh selama masa kepausannya, Paus Fransiskus juga akan mengunjungi Timor Timur dan Singapura sebelum kembali ke Vatikan pada tanggal 13 September.

 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU