AS Dakwa 6 Pemimpin Hamas, Peran Washington sebagai Mediator Gencatan Senjata Dipertanyakan
Kompas dunia | 4 September 2024, 22:20 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.TV - Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mendakwa enam pemimpin Hamas atas keterlibatan mereka dalam serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Dakwaan ini dinyatakan AS saat negara itu tengah menjadi mediator perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza antara Israel dan Hamas.
Dari enam terdakwa yang diincar AS, tiga di antaranya telah meninggal, yakni eks kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh; pemimpin Brigade Qassam, Mohammed Deif; dan Marwan Issa.
Sedangkan tiga terdakwa yang masih hidup adalah kepala biro politik Hamas yang baru, Yahya Sinwar; kepala kantor diaspora Hamas, Khaled Meshaal; dan pejabat senior Hamas yang berada di Lebanon, Ali Baraka.
Baca Juga: 11 Bulan Gaza Digempur, Pejabat Israel Sebut Hamas Berhasil Rekrut 3.000 Kombatan Baru
"Para terdakwa--dilengkapi dengan persenjataan, dukungan politik, dan pendanaan dari pemerintah Iran, dan dukungan dari (Hizbullah)--telah memimpin upaya Hamas menghancurkan Negara Israel dan membunuh warga sipil untuk mencapai tujuan itu," kata Jaksa Agung AS Merrick Garland, Selasa (3/9/2024), dalam pernyataan yang dikutip Al Jazeera.
Ketika Jaksa Agung AS mengumumkan dakwaan tersebut, Gedung Putih dilaporkan tengah menggodok perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tawanan untuk ditawarkan kepada Hamas dan Israel. AS berperan menjadi mediator bersama Mesir dan Qatar.
Peneliti di Universitas Amerika Beirut (Lebanon), Rami Khouri, menilai dakwaan AS terhadap para pemimpin Hamas mencederai peran negara itu sebagai mediator.
"Amerika Serikat secara antusias dan bersemangat mendukung penuh tindakan Israel di Gaza saat ini yang disebut PBB dapat dianggap sebagai genosida," kata Khouri.
"Dan mereka sejak lama menentang kelompok seperti Hamas dan Hizbullah, menetapkan kelompok-kelompok itu sebagai organisasi teroris."
Khouri juga menganggap AS sangat getol untuk mengadili Hamas, tetapi pada saat bersamaan, enggan menuntut Israel bertanggung jawab atas lebih dari 40.000 penduduk yang terbunuh di Jalur Gaza.
"Demikian, di mata sebagian besar dunia, Amerika Serikat bukanlah mediator yang dapat dipercaya, tetapi terlibat dalam genosida Israel," kata Khouri.
Baca Juga: 187.000 Lebih Anak di Gaza Sudah Dapat Vaksin Polio, UNICEF: Vaksinasi Paling Berbahaya di Dunia
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Al Jazeera