> >

Buronan Filipina Alice Guo yang Diduga Mata-Mata China Ditangkap di Tangerang, Ini Jejak Kasusnya

Kompas dunia | 4 September 2024, 12:46 WIB
Buronan Filipina, Alice Guo, yang dituduh sebagai mata-mata untuk China, ditahan setelah penangkapan dramatis di Tangerang, Selasa (3/9/2024) kemarin. (Sumber: BBC Indonesia via Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Wali Kota Bamban di Filipina, Alice Guo, yang telah buron selama berminggu-minggu, berhasil ditangkap di Indonesia. 

Alice Guo, yang dituduh Filipina sebagai mata-mata untuk China, ditahan setelah penangkapan dramatis di Tangerang, Selasa (3/9/2024) malam kemarin.

Dilansir dari BBC, Guo ditangkap setelah ia menghilang pada Juli lalu, di tengah penyelidikan atas dugaan keterlibatannya dalam operasi kriminal besar-besaran yang menyelubungi perdagangan manusia dan pusat penipuan yang beroperasi di balik kedok kasino online di Kota Bamban, Provinsi Tarlac, Filipina. 

Guo, yang menolak tuduhan tersebut, telah menjadi pusat perhatian internasional setelah namanya dikaitkan dengan jaringan kejahatan yang melibatkan sindikat internasional.

Penangkapan Alice Guo di Tangerang ini dibenarkan oleh pihak Polri. 

“Benar, penangkapan tersebut hasil dari proses kerja sama dengan PMJ (Polda Metro Jaya) dan Polresta Bandung,” kata Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Inspektur Jenderal Polisi Krishna Murti, dikutip dari Kompas.com, Rabu (4/9/2024).

Namun, Krishna Murti enggan membeberkan lebih lanjut mengenai penangkapan Alice Guo ini dan hanya menyebut keberhasilan ini berkat kerja sama dari pihak Indonesia dan Filipina.

“Upaya dalam membantu pengejaran buron ini adalah bagian dari kerja sama dengan Pemerintah Filipina. Untuk detail penangkapan di mana, nanti akan disampaikan tersendiri,” ucap Krishna Murti.

Baca Juga: Militer AS Ungkap Siap Kawal Kapal Filipina di Laut China Selatan, China Langsung Meradang

Jejak Kasus Alice Guo

Kasus Alice Guo mulai mencuat pada Maret 2024, ketika pihak berwenang Filipina mengungkap sebuah pusat penipuan besar di kota kecil Bamban.

Kejahatan ini dipimpin oleh Guo, seorang politikus relatif baru yang secara mengejutkan terpilih sebagai wali kota. 

Pusat penipuan ini beroperasi dengan menyamarkan dirinya sebagai Philippine Online Gaming Operations (Pogo), sebuah bisnis kasino online yang melayani pasar China daratan, di mana perjudian dilarang.

Penemuan ini menimbulkan kecurigaan bahwa Pogo hanya digunakan sebagai kedok untuk aktivitas kriminal terorganisir, termasuk perdagangan manusia. 

Ketika penyelidikan semakin mendalam, nama Guo muncul sebagai pelindung dari operasi ini, meski ia terus membantah keterlibatan tersebut.

Situasi menjadi semakin rumit setelah sidik jari Guo cocok dengan seorang warga negara China bernama Guo Hua Ping, yang memicu spekulasi bahwa Guo mungkin adalah agen China yang beroperasi di bawah identitas ganda. 

Tuduhan ini diperkuat oleh fakta bahwa Guo, yang mengaku lahir dan besar di Bamban dari ayah berdarah Tionghoa dan ibu Filipina, tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan saat diselidiki oleh Senat Filipina.

Baca Juga: Pasukan AS Sebut Punya Berbagai Opsi untuk Bantu Filipina Hadapi Agresi di Laut China Selatan

Pada Juli, Guo menghilang dari pandangan publik setelah menolak menghadiri sidang lanjutan Senat. Tak lama kemudian, sebuah badan anti-korupsi Filipina mencopotnya dari jabatannya sebagai wali kota. 

Di tengah kemarahan publik yang semakin meningkat, Presiden Ferdinand Marcos Jr. memerintahkan pembatalan paspor Guo dan mengeluarkan perintah penangkapan internasional.

Menurut informasi dari pihak berwenang, Guo berhasil lolos dari pengawasan perbatasan dan melintasi beberapa negara, termasuk Malaysia dan Singapura, sebelum akhirnya ditangkap di Indonesia. 

Sumber dari pemerintahan Filipina mengatakan, ada dugaan bahwa Guo sedang menuju ke Segitiga Emas, sebuah kawasan perbatasan di Asia Tenggara yang dikenal sebagai tempat persembunyian bagi kelompok kriminal terorganisir.

Penangkapan Guo di Indonesia menandai babak baru dalam kasus yang telah mengungkap korupsi di berbagai tingkat pemerintahan Filipina dan merusak kepercayaan publik terhadap sistem peradilan negara tersebut. 

Pemerintah Filipina kini tengah berkoordinasi dengan pihak Indonesia untuk memulangkan Guo secepat mungkin, sementara penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap lebih banyak detail tentang jaringan kriminal yang beroperasi di bawah pengawasan Guo.

Kasus ini juga memperkeruh hubungan antara Filipina dan China, yang saat ini sedang bersitegang terkait klaim wilayah di Laut China Selatan. 

Hingga kini, pemerintah China belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan terhadap Guo, yang semakin memperpanjang spekulasi mengenai peran negara tersebut dalam kasus ini. 

Baca Juga: Beijing Tuding Kapal Penjaga Pantai Filipina Sengaja Tabrak Kapal China di Laut China Selatan

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : BBC/Kompas.com


TERBARU