> >

Brigade Qassam Ancam Israel: Jika Terus Serang Gaza, Tawanan Akan Pulang dalam Peti Jenazah

Kompas dunia | 3 September 2024, 22:00 WIB
Tank Israel bermanuver di dekat perbatasan Israel dan Gaza di selatan Israel, Kamis (29/8/2024). (Sumber: AP Photo/Tsafrir Abayov)

 

GAZA, KOMPAS.TV - Organisasi sayap militer Hamas, Brigade Qassam, mengancam Israel jika enggan mencapai kesepakatan gencatan senjata dan terus menyerang Jalur Gaza, para tawanan yang tersisa akan pulang "dalam peti jenazah".

Brigade Qassam mengaku telah menerbitkan "instruksi baru" bagi kombatan yang ditugaskan menjaga tawanan. Instruksi itu disebut berlaku jika lokasi tawanan didekati pasukan Israel.

Baca Juga: Biden Kritik Netanyahu, Nilai PM Israel Tidak Berusaha Capai Gencatan Senjata di Gaza

"Sikap Netanyahu yang berkeras membebaskan tahanan lewat tekanan militer alih-alih mencapai kesepakatan, berarti mereka (para tawanan) akan kembali ke keluarga mereka dalam peti jenazah," kata Abu Obeida, juru bicara Brigade Qassam, dalam sebuah pernyataan, Senin (2/9/2024), dikutip dari Al Jazeera.

"Keluarga mereka harus memilih antara menerima mereka dalam kondisi hidup atau mati. Netanyahu dan tentara (Israel) sepenuhnya bertanggung jawab atas kematian setiap tahanan karena mereka secara sengaja menghalangi setiap upaya pertukaran tahanan."

Pernyataan tersebut disampaikan Brigade Qassam usai enam tawanan Israel ditemukan tewas di Jalur Gaza pada pekan lalu.

Tewasnya keenam tawanan ini memperkuat tekanan terhadap pemerintahan Netanyahu agar segera menyepakati gencatan senjata.

Baca Juga: Netanyahu Ngotot Israel Kuasai Koridor Philadelphi sebagai Syarat Gencatan Senjata

Pada Senin (2/9), Israel dilanda demonstrasi besar-besaran dan mogok kerja yang menuntut Netanyahu segera mengupayakan gencatan senjata.

Netanyahu menuduh enam tawanan yang tewas di Gaza tersebut dibunuh kombatan Hamas. Namun, Hamas menegaskan para tawanan itu tewas akibat serangan udara Israel.

Analis politik Israel, Akiva Eldar, menilai mogok kerja massal dan demonstrasi besar-besar tidak cukup untuk menekan Netanyahu.

Menurutnya, saat ini pemerintahan Israel masih dikuasai kelompok ekstrem kanan yang mengendalikan kebijakan.

"Bagi Netanyahu, alternatif (dari gencatan senjata), yakni kehidupan pribadi dan politiknya, lebih penting dari nyawa sandera-sandera Israel," kata Eldar.

Baca Juga: Hamas-Netanyahu Saling Menyalahkan Usai Jasad 6 Sandera Israel Ditemukan di Gaza

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Al Jazeera


TERBARU