> >

Beijing Tuding Kapal Penjaga Pantai Filipina Sengaja Tabrak Kapal China di Laut China Selatan

Kompas dunia | 1 September 2024, 03:05 WIB
Kapal Penjaga Pantai China 5205 bertabrakan dengan kapal Penjaga Pantai Filipina BRP Teresa Magbanua di dekat Karang Sabina, Laut China Selatan yang disengketakan, Sabtu, 31 Agustus 2024. (Sumber: AP Photo / Philippines Coast Guard)

TAIPEI, KOMPAS.TV - China menuduh kapal penjaga pantai Filipina sengaja menabrak kapal penjaga pantai China, Sabtu (31/8/2024). Tudingan ini kian menambah ketegangan terkait sengketa perairan dan maritim di Laut China Selatan.

Dalam pernyataan yang diunggah di media sosial, juru bicara penjaga pantai China, Liu Dejun, mengatakan kapal Filipina dengan nomor lambung 9701 bertabrakan dengan kapal China 5205 pada Sabtu (31/8) sekitar pukul 12:06 siang (04:06 GMT).

"Saat kapal Filipina melakukan manuver, kapal tersebut 'sengaja menabrak' kapal penjaga pantai China dengan cara yang tidak profesional dan berbahaya, sehingga menyebabkan tabrakan," ujar Liu.

Ia menambahkan bahwa kapal China beroperasi sesuai peraturan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

China sedang memperluas militernya dengan cepat dan semakin tegas dalam memperjuangkan klaimnya atas hampir seluruh Laut China Selatan yang penting bagi perdagangan internasional.

Ketegangan ini telah menyebabkan konfrontasi yang lebih sering, terutama dengan Filipina, yang keamanannya dijamin oleh perjanjian dengan Amerika Serikat (AS).

Sengketa wilayah jangka panjang ini juga melibatkan pihak lain seperti Vietnam, Taiwan, Malaysia, dan Brunei.

China menolak putusan panel arbitrase yang didukung PBB yang membatalkan hampir semua klaim China yang didasarkan pada sejarah di Laut China Selatan.

Baca Juga: Militer AS Ungkap Siap Kawal Kapal Filipina di Laut China Selatan, China Langsung Meradang

Kapal Penjaga Pantai China 5205 bertabrakan dengan kapal Penjaga Pantai Filipina BRP Teresa Magbanua di dekat Karang Sabina, Laut China Selatan yang disengketakan, Sabtu, 31 Agustus 2024. (Sumber: AP Photo / Philippines Coast Guard )

Pada Selasa, Panglima Komando Indo-Pasifik AS mengatakan militer AS terbuka untuk konsultasi mengenai pengawalan kapal Filipina di perairan sengketa di tengah meningkatnya permusuhan.

Pernyataan Laksamana Samuel Paparo ini memberikan gambaran tentang pandangan salah satu komandan militer AS tertinggi di luar daratan utama AS mengenai operasi yang berpotensi menempatkan kapal Angkatan Laut AS dalam tabrakan langsung dengan kapal-kapal China.

Insiden terbaru ini terjadi beberapa hari setelah kapal penjaga pantai China dan Filipina bertabrakan di dekat Karang Sabina, sebuah atol yang disengketakan. Setidaknya dua kapal dilaporkan rusak dalam tabrakan pada hari Senin, tetapi tidak ada laporan tentang cedera.

Karang Sabina terletak sekitar 140 kilometer sebelah barat provinsi Palawan di Filipina, dalam zona ekonomi eksklusif yang diakui secara internasional milik Filipina.

Atol tersebut berada di dekat Karang Thomas Kedua, titik panas lainnya di mana China telah menghambat suplai ulang pasukan Filipina. Kedua negara mencapai kesepakatan bulan lalu untuk mencegah konfrontasi lebih lanjut di karang tersebut.

Hari Sabtu di hari yang sama, Jepang melayangkan protes resmi melalui kedutaan besar China terhadap apa yang mereka sebut sebagai pelanggaran oleh kapal survei China ke perairan teritorialnya, insiden terbaru yang meningkatkan kekhawatiran di kalangan pejabat pertahanan Jepang, yang sudah waspada terhadap meningkatnya kerja sama militer antara angkatan udara China dan Rusia.

Pada hari Senin, Tokyo juga memprotes sebuah pesawat militer China yang sempat memasuki wilayah udara barat daya Jepang. Juru bicara kementerian luar negeri China, Lin Jian, mengatakan pada hari Selasa bahwa negaranya "tidak berniat" untuk melanggar wilayah udara negara mana pun.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU