> >

Serangan Gabungan AS dan Irak Tewaskan 15 Milisi ISIS, 7 Tentara AS Terluka

Kompas dunia | 31 Agustus 2024, 21:30 WIB
Peta basis militer AS di Irak 2023. Pasukan militer Amerika Serikat dan Irak melancarkan serangan gabungan terhadap kelompok militan ISIS di gurun barat Irak, menewaskan 15 orang dan menyebabkan tujuh tentara Amerika terluka, kata pejabat hari Sabtu, 31/8/2024. (Sumber: Barrons)

Pada puncaknya, kelompok ISIS menguasai wilayah sebesar setengah dari ukuran Inggris. Mereka mencoba menerapkan interpretasi ekstrem Islam mereka, termasuk serangan terhadap kelompok minoritas agama dan hukuman berat bagi umat Muslim yang dianggap murtad.

Koalisi yang terdiri lebih dari 80 negara yang dipimpin oleh AS dibentuk untuk melawan kelompok ini, yang akhirnya kehilangan wilayah yang mereka kuasai di Irak pada 2017 dan di Suriah pada 2019.

Baca Juga: Pengadilan Irak Menjatuhkan Hukuman Mati Kepada Istri Abu Bakr al-Baghdadi, Pemimpin ISIS yang Tewas

Tentara Irak berjaga di jalan-jalan kota Baghdad. (Sumber: Al-Arabiya)

Namun, milisi tersebut terus beroperasi di Gurun Anbar di Irak dan Suriah, sambil mengeklaim serangan yang dilakukan oleh pihak lain di seluruh dunia yang terinspirasi oleh kelompok tersebut. 

Ini termasuk dua tersangka dalam rencana serangan yang digagalkan pada konser Taylor Swift di Wina. Sementara itu, cabang ISIS di Afghanistan dikenal dengan serangan berdarah mereka yang intens.

Bulan lalu, militer AS mengatakan jumlah serangan yang diklaim oleh ISIS di Suriah dan Irak diperkirakan akan dua kali lipat tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

ISIS mengeklaim 153 serangan di kedua negara tersebut dalam enam bulan pertama tahun 2024, dibandingkan dengan 121 serangan sepanjang tahun 2023.

Pejabat Irak mengatakan bahwa mereka dapat mengendalikan ancaman ISIS dengan pasukan mereka sendiri dan telah memulai pembicaraan dengan AS untuk mengakhiri misi koalisi militer yang dipimpin AS di Irak.

Sejak pecahnya perang Israel-Hamas di Gaza Oktober lalu, kehadiran militer AS di wilayah ini menjadi sangat kontroversial.

Sebuah kelompok payung milisi yang didukung Iran yang menamakan diri Perlawanan Islam di Irak secara berkala melancarkan serangan drone terhadap pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak dan Suriah. 

Mereka menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan atas dukungan Washington terhadap Israel dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza dan bertujuan untuk memaksa pasukan AS mundur dari Irak.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU