> >

Potret Kehidupan di Tengah Pembantaian Gaza, Kisah TikToker Medo Halimy yang Dibunuh Serangan Israel

Kompas dunia | 31 Agustus 2024, 13:35 WIB
Dalam foto yang tidak bertanggal ini yang disediakan oleh Helmi Hirez, Mohamed (Medo) Halimy, berdiri di sebuah pantai di Gaza. (Sumber: AP Photo/ Hilmi Hirez)

GAZA, KOMPAS TV – Di tengah kerasnya kehidupan di Gaza, Medo Halimy, seorang bintang TikTok berusia 19 tahun, menjadi saksi hidup yang membagikan realita kehidupan di bawah pengepungan dan pembantaian warga sipil Gaza. Impian dan harapannya terhenti secara tragis saat dirinya menjadi korban serangan udara Israel pada Senin 26 Agustus 2024 lalu.

Hari itu, seperti biasanya, Halimy melangkah menuju "warnet" favoritnya, yang sebenarnya hanyalah sebuah tenda ber-Wi-Fi di mana warga Gaza yang terpaksa mengungsi bisa tetap terhubung dengan dunia luar.

Di sana, ia bertemu dengan sahabat dan rekan kreatifnya, Talal Murad, yang juga menjadi korban dari kekerasan yang tak pernah berhenti di Gaza.

Mereka sempat mengambil swafoto bersama dan mengunggahnya di Instagram dengan caption, "Akhirnya Bertemu Lagi." Namun, hanya beberapa saat kemudian, kilatan cahaya putih menyilaukan disusul ledakan hebat mengguncang tempat mereka berdiri.

Murad merasakan sakit di lehernya, sementara Halimy tergeletak dengan luka parah di kepala. Sebuah mobil di jalan pesisir di depan mereka terbakar, menjadi sasaran serangan udara Israel. Sepuluh menit kemudian, sebuah ambulans tiba di lokasi. Beberapa jam kemudian, dokter menyatakan Halimy meninggal dunia.

"Dia membawa pesan bagi kita semua," ujar Murad Jumat lalu, masih dalam pemulihan dari luka-lukanya akibat serpihan ledakan dan terpukul oleh kehilangan sahabatnya. "Dia adalah simbol harapan dan kekuatan."

Militer Israel menyatakan tidak mengetahui serangan yang menewaskan Halimy.

Baca Juga: Capres AS Kamala Harris Tegaskan Tidak Akan Ada Embargo Senjata untuk Israel

Pujian dan penghormatan bagi Halimy terus mengalir, termasuk dari teman-temannya di Harker Heights, Texas, Amerika Serikat, tempat Halimy menghabiskan satu tahun pada 2021 dalam program pertukaran pelajar yang disponsori oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

"Medo adalah nyawa setiap pertemuan, penuh humor, kebaikan, dan kecerdasan, hal-hal yang tak akan pernah terlupakan," kata Heba al-Saidi, koordinator alumni program Kennedy-Lugar Youth Exchange and Study. "Dia memiliki potensi besar, tapi hidupnya direnggut terlalu cepat."

Kematian Halimy juga memicu gelombang kesedihan di media sosial, di mana para pengikutnya mengungkapkan duka dan keterkejutan seolah mereka juga kehilangan seorang teman dekat.

Perang antara Israel dan Hamas telah membunuh hampir dari 41.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Perang ini juga telah menciptakan bencana kemanusiaan yang mengubah banyak remaja biasa menjadi wartawan perang di era media sosial.

"Kami bekerja bersama, ini adalah bentuk perlawanan yang ingin aku lanjutkan," kata Murad, yang berkolaborasi dengan Halimy dalam akun Instagram "The Gazan Experience," yang menjawab pertanyaan dari pengikut di seluruh dunia tentang kehidupan mereka di Gaza, yang sulit diakses oleh jurnalis asing.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press/Instagram - Medo Halimy


TERBARU