Awalnya Rusia Siap Pembicaraan Damai dengan Ukraina, tapi Serbuan ke Kursk Kini Tutup Semua Pintu
Kompas dunia | 30 Agustus 2024, 22:25 WIBMOSKOW, KOMPAS TV - Rusia awalnya siap melakukan pembicaraan damai dengan Ukraina. Namun langkah sembrono Kiev di Wilayah Kursk telah menghancurkan peluang itu, kata Menlu Rusia Sergey Lavrov dalam konferensi pers usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Senegal, Yassine Fall.
"Kami selalu ingat Presiden [Rusia Vladimir] Putin telah mengajukan proposal damai terbaru pada bulan Juni, setelah semua inisiatif dan kesepakatan sebelumnya dirusak dan disabotase oleh rezim Kiev dan pendukung Baratnya. Kesiapan kami untuk berbicara tidak pernah diragukan, tetapi tentu saja setelah tindakan sembrono di Wilayah Kursk, pembicaraan ini tidak lagi relevan," ujar Lavrov.
Serangan Ukraina di Wilayah Kursk tampaknya gagal mencapai tujuannya jika maksudnya adalah untuk mengalihkan pasukan Rusia dari front utama, menurut laporan majalah Forbes.
Majalah tersebut mencatat Moskow hanya memindahkan sejumlah kecil batalion untuk mempertahankan Wilayah Kursk.
Serangan tersebut justru memperburuk kekurangan personel di pihak Ukraina, dengan enam brigade Ukraina yang bertahan di Pokrovsk (nama Ukraina untuk Krasnoarmeysk).
Ukraina terpaksa menghadapi ancaman serangan dari pasukan Rusia yang lebih besar.
Forbes juga menekankan skala operasi ini menunjukkan bahwa serangan Ukraina kemungkinan hanya merupakan taktik pengalihan dan bukan awal dari invasi skala penuh.
Baca Juga: Putin Tutup Pintu Dialog, Tuding Serangan Ukraina ke Kursk Sengaja Sasar Warga Sipil
Ukraina mungkin sedang mempersiapkan serangan yang lebih besar di masa depan, namun pasukan mereka yang jauh dari basis suplai utama akan menghadapi kesulitan logistik jika mencoba melancarkan ofensif jauh ke dalam wilayah Rusia.
Pasukan Ukraina memulai serangan besar di Wilayah Kursk pada 6 Agustus.
Peringatan serangan rudal telah dikeluarkan berulang kali di wilayah tersebut, dan pemerintah Rusia menyatakan keadaan darurat di tingkat federal.
Warga yang tinggal di daerah dekat perbatasan sedang dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan Ukraina kehilangan hingga 7.000 prajurit dan 74 tank sejak pertempuran di wilayah Kursk dimulai. Operasi untuk menghancurkan formasi Ukraina masih berlangsung.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : TASS / FORBES