> >

Indonesia dan Australia Tandatangani Kesepakatan Pertahanan, Bakal Latihan Militer Gabungan Terbesar

Kompas dunia | 30 Agustus 2024, 11:27 WIB
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles dan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto menandatangani kesepakatan Marles di Akademi Militer Nasional, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (29/8/2024). (Sumber: Kementerian Pertahanan Indonesia Via AP)

MAGELANG, KOMPAS.TV - Indonesia dan Australia menandatangani kesepakatan pertahanan yang digambarkan sebagai peningkatan signifikan hubungan militer kedua negara.

Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto menandatangani Kesepakatan Kooperasi Pertahanan, dengan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles di Akademi Militer Nasional, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (29/8/2024).

Dikutip dari Associated Press, Marles mengatakan pada pernyataannya, kesepakatan itu adalah bagian penting dari arsitektur internasional, sebuah kerja sama tingkat pakta, tetapi bukan aliansi militer.

Baca Juga: WHO: Israel Sepakat Jeda Perang di Gaza untuk Vaksinasi Polio Ratusan Ribu Anak

Ia menambahkan bahwa kedua negara berencana menggelar latihan militer gabungan terbesar sepanjang sejarah di November.

Bagi Australia, latihan gabungan tersebut juga akan menjadi yang terbesar di luar negeri bagi negara itu.

Hubungan bilateral ini menjadi peningkatan penting bagi Australia di tengah meningkatnya tensi dengan China di kawasan.

Prabowo sendiri berjanji akan melanjutkan kebijakan lama non-blok saat dirinya resmi menjadi Presiden Indonesia.

“Kami melakukannya bersama, sebagai tetangga kami melakukan kontak langsung, meningkatkan kerja sama untuk menolong satu sama lain menghadapi berbagai ancaman keamanan dan mendorong perdamaian, serta stabilitas berkelanjutan di kawasan Asia Pasifik,” kata Prabowo.

Baca Juga: Media Asing Sorot Rencana KPK Tanya Kaesang soal Dugaan Gratifikasi Pemakaian Jet Pribadi

Menteri Pertahanan Australia mengatakan bahwa kesepakatan itu mencakup peningkatan kerja sama praktis, dan interoperabilitas antara pasukan pertahanan mereka di berbagai bidang seperti keamanan maritim.

Selain itu, juga pemberantasan terorisme, bantuan kemanusiaan dan bencana, dukungan logistik, pendidikan dan pelatihan, serta di seluruh industry pertahanan.

“Perjanjian kerja sama pertahanan kedua negara adalah yang terdalam. Ini adalah perjanjian pertahanan paling signifikan dalam sejarah hubungan bilateral kami,” ujar Marles.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU