Pasukan AS Sebut Punya Berbagai Opsi untuk Bantu Filipina Hadapi Agresi di Laut China Selatan
Kompas dunia | 30 Agustus 2024, 01:05 WIBBrawner mengatakan Filipina masih bisa mempertahankan dirinya di perairan yang diperdebatkan, di mana ketegangan dengan penjaga pantai, angkatan laut, dan kapal milisi yang diduga milik China meningkat drastis sejak tahun lalu.
"Jika semua opsi telah digunakan dan tidak ada yang berhasil, maka saat itulah kami akan meminta bantuan," kata Brawner kepada wartawan.
"Ketika pasukan Filipina di perairan yang diperdebatkan hampir mati, karena pasokan makanan diblokir oleh pasukan China, saat itulah kami akan meminta bantuan AS," tambah Brawner. Namun, ia menegaskan, "Kami masih memiliki banyak opsi."
Selama latihan tempur oleh pasukan AS dan Filipina pada bulan April, militer AS mengangkut sistem rudal jarak menengah ke Filipina utara, yang membuat China marah dan memperingatkan sistem rudal tersebut bisa memicu perlombaan senjata regional dan membahayakan stabilitas kawasan.
Baca Juga: AS, Australia, Kanada, dan Filipina Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan yang Disengketakan
Beijing meminta sistem rudal tersebut, yang dapat mengancam daratan China, untuk dikeluarkan dari Filipina.
Paparo dan Brawner menolak untuk mengatakan pada hari Kamis apakah dan kapan sistem misil tersebut akan dipindahkan dari Filipina.
Brawner mengucapkan terima kasih kepada militer AS atas pengiriman senjata canggih tersebut ke negara itu, mengatakan bahwa pasukan Filipina kini dapat mengenal peralatan pertahanan canggih yang direncanakan untuk diakuisisi oleh militer Filipina di masa depan.
"Seperti yang kami lakukan dengan Stingers dan Javelins, kami mulai melatih bahkan jika kami belum memilikinya di inventaris kami," kata Brawner.
China marah pada Filipina dengan terus-menerus mengganggu kapal angkatan laut dan penjaga pantai Filipina dengan meriam air yang kuat, laser militer, pemblokiran pergerakan, dan manuver berbahaya lainnya di laut lepas dekat dua terumbu karang Laut Cina Selatan yang diperdebatkan. Insiden ini menyebabkan benturan kecil yang melukai beberapa personel angkatan laut Filipina dan merusak kapal pasokan.
China menuduh Filipina memicu ketegangan di perairan yang diperdebatkan dengan memasuki wilayah yang menurutnya merupakan teritori lepas pantai mereka, yang ditandai dengan 10 garis putus-putus pada peta. China mengatakan bahwa penjaga pantai dan angkatan lautnya terpaksa mengambil tindakan untuk mengusir kapal-kapal Filipina dari daerah tersebut.
Filipina telah berulang kali merujuk pada putusan arbitrase internasional 2016 berdasarkan Konvensi PBB tentang Hukum Laut yang membatalkan klaim China atas hampir seluruh Laut Cina Selatan berdasarkan alasan sejarah.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press