Pasukan AS Sebut Punya Berbagai Opsi untuk Bantu Filipina Hadapi Agresi di Laut China Selatan
Kompas dunia | 30 Agustus 2024, 01:05 WIBBAGUIO, KOMPAS.TV – Pasukan Amerika Serikat (AS) menyatakan punya berbagai opsi untuk menghadapi meningkatnya tindakan agresi di Laut China Selatan, jika diminta melakukannya secara bersama-sama dan setelah berkonsultasi dengan sekutu perjanjiannya, Filipina. Hal ini diungkapkan Komandan pasukan AS di Pasifik, Laksamana Samuel Paparo, Kamis (29/8/2024).
Laksamana Samuel Paparo, Panglima Komando Indo-Pasifik AS yang memimpin sejumlah besar pasukan tempur di luar daratan AS, menolak memberikan rincian opsi kontinjensi tersebut.
Komentar Paparo muncul saat ia ditanya dalam konferensi pers tentang apa yang bisa dilakukan sekutu lama tersebut untuk menghadapi taktik gray-zone atau wilayah abu-abu China di perairan yang diperdebatkan.
Taktik gray-zone ini merujuk pada jenis serangan seperti tembakan meriam air dan pemblokiran serta tabrakan kapal pesaing di perairan yang dipertentangkan, yang berada di bawah ambang batas serangan bersenjata nyata dan tidak memungkinkan Filipina untuk memanggil Perjanjian Pertahanan Bersama 1951 dengan AS.
Perjanjian ini mewajibkan salah satu negara untuk membantu negara lainnya jika terjadi serangan eksternal bersenjata.
"Kami tentu telah menyiapkan berbagai opsi dan Komando Pasifik siap, jika diminta, setelah konsultasi sesuai perjanjian untuk melaksanakan opsi tersebut bersama dengan sekutu kami," kata Paparo.
"Rincian opsi militer AS tersebut akan memungkinkan "musuh potensial" untuk "membangun langkah antisipasi terhadapnya," ujarnya.
Baca Juga: Militer AS Ungkap Siap Kawal Kapal Filipina di Laut China Selatan, China Langsung Meradang
Paparo mengungkapkan hal ini dalam konferensi pers bersama Panglima Angkatan Bersenjata Filipina Jenderal Romero Brawner Jr., setelah keduanya memimpin pertemuan tahunan di kota pegunungan Baguio, Filipina utara, untuk membahas tantangan keamanan dan rencana militer.
Pertemuan tersebut termasuk Balikatan latihan tempur terbesar antara sekutu yang pada bulan April melibatkan lebih dari 16.000 pasukan Amerika dan Filipina, sebagian diadakan di Laut Cina Selatan.
Menanggapi pertanyaan, Paparo mengulangi bahwa militer AS terbuka, setelah konsultasi dengan Filipina, untuk mengawal kapal-kapal Filipina di Laut Cina Selatan di tengah meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Manila di perairan yang diperdebatkan. Prospek ini berisiko membuat kapal Angkatan Laut AS terlibat benturan langsung dengan kapal-kapal China.
Washington dan Beijing berseteru mengenai tindakan China yang semakin tegas dalam mempertahankan klaim teritorialnya di Laut Cina Selatan dan tujuan Beijing untuk menganeksasi Taiwan, jika perlu dengan kekerasan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press