> >

Korea Utara Kirim 13.000 Kontainer ke Rusia sejak 2022, Diduga Berisi Senjata

Kompas dunia | 27 Agustus 2024, 21:29 WIB
Kim Jong Un dan Vladimir Putin berjabat tangan setelah menandatangani kemitraan strategis di Pyongyang, Korea Utara, Rabu, 19 Juni 2024. (Sumber: KCNA / AP Photo)

SEOUL, KOMPAS.TV - Korea Utara dilaporkan telah mengirim lebih dari 13.000 kontainer pengiriman yang diduga membawa persenjataan ke Rusia sejak pertengahan 2022.

Menurut laporan yang disampaikan oleh Badan Intelijen Pertahanan Korea Selatan kepada anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat, Kang Dae-sik, kontainer-kontainer itu diperkirakan membawa lebih dari 6 juta peluru artileri kaliber 152 milimeter. 

Pengiriman ini berlangsung dalam periode sekitar dua tahun yang dilakukan melalui pelabuhan timur Korea Utara, Najin.

Militer Korea Selatan telah memantau dengan seksama tanda-tanda transfer senjata dari Korea Utara ke Rusia sejak pecahnya perang di Ukraina pada Februari 2022. 

Laporan intelijen tersebut menyebutkan, Rusia kini tampaknya tengah berupaya memformalisasi Korea Utara sebagai basis pasokan senjata dan amunisi guna mempersiapkan perang berkepanjangan di Ukraina.

"Untuk menghadapi perang yang diperkirakan akan berlangsung lama di Ukraina, Rusia tampaknya telah bergerak untuk menjadikan Korea Utara sebagai basis pasokan senjata dan amunisi," demikian pernyataan dari lembaga tersebut dikutip dari Yonhap, Selasa (27/8/2024).

Baca Juga: Korea Utara Pamerkan Uji Tembak Drone Baru Saat Seoul dan AS Gelar Latihan Militer

Laporan intelijen ini juga mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah pengiriman kontainer senjata. 

Pada Februari lalu, Menteri Pertahanan Korea Selatan, Shin Won-sik, mengungkapkan bahwa sekitar 6.700 kontainer telah dikirim ke Rusia.

Namun, angka tersebut kini telah meningkat dua kali lipat. Selain itu, militer Korea Selatan dan Amerika Serikat juga secara aktif memantau kemungkinan pengiriman misil Korea Utara ke Rusia. 

Ada indikasi bahwa beberapa misil Rusia yang digunakan di Ukraina memiliki karakteristik yang mirip dengan misil Korea Utara.

Mereka pun menduga Korea Utara telah memasok Rusia dengan peluru artileri kaliber 122 mm, misil anti-udara mobile, serta misil anti-tank.

Sebagai imbalan atas dukungan senjata dari Korea Utara, Rusia dicurigai memberikan bantuan teknologi dalam pengembangan program misil dan satelit mata-mata Korea Utara. 

Dugaan ini diperkuat oleh kunjungan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un ke pelabuhan luar angkasa Rusia pada September tahun lalu, di mana ia bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam sebuah pertemuan puncak.

Baca Juga: Kim Jong-Un Ingin Korea Utara Perbanyak Drone Bunuh Diri, Persiapan Untuk Perang?

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya

Sumber : Yonhap


TERBARU