Hizbullah dan Israel Saling Serang, Ratusan Drone dan Roket Ditembakkan
Kompas dunia | 25 Agustus 2024, 14:58 WIBBEIRUT, KOMPAS.TV - Kelompok Hizbullah dan Israel saling serang, saling menembakkan ratusan drone dan roket.
Hizbullah, militan Lebanon itu, menyerang Israel dengan ratusan drone dan roket sejak Minggu (25/8/2024) pagi.
Hizbullah mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas pembunuhan dari komandan pentingnya di Beirut bulan lalu oleh Israel.
Baca Juga: CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap Saat Baru Mendarat di Bandara Prancis, Hal Ini Diyakini Alasannya
Dikutip dari Deustche Welle, Hizbullah mengungkapkan menargetkan perangkat militer khusus Israel, seperti Iron Dome dan tempat lainnya.
Namun, mereka menegaskan bahwa respons penuh akan membutuhkan waktu.
“Sejumlah roket Katyusha yang diluncurkan hingga sekarang adalah lebih dari 320 buah ke arah posisi musuh,” bunyi pernyataan Hizbullah.
Kelompok itu pun menegaskan telah menargetkan 11 pangkalan dan barak Israel.
Sedangkan militer Israel mengatakan telah mengerahkan pesawat tempur yang menargetkan Hizbullah di Lebanon.
“Aksi pertahanan diri untuk menghancurkan ancaman itu, IDF (Pasukan Pertahanan Israel) menyerang target teror,” tutur juru bicara IDF Daniel Hagari dilansir dari BBC Internasional.
Israel mengatakan bahwa warga sipil Lebanon telah diperingatkan untuk segera meninggalkan area di mana Hizbullah beroperasi.
Hagari mengatakan puluhan jet Angkatan Udara Israel (IAF) telah menyerang target di selatan Lebanon.
Baca Juga: Pengakuan Bekas Sandera Israel Noa Argamani, Bukan Hamas yang Melukainya tapi Militer Zionis
Sementara itu, terkait serangan roket Hizbullah ke Israel, IDF mengatakan lebih dari 150 proyektil telah ditembakkan dari Lebanon ke wilayah Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia telah melakukan pertemuan mendadak dengan kabinet keamanannya atas serangan tersebut.
Kantor Netanyahu mengatakan sang PM dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant tengah menata situasi dati pangkalan militer IDF di Tel Aviv.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Deutsche Welle/BBC Internasional