> >

CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap Saat Baru Mendarat di Bandara Prancis, Hal Ini Diyakini Alasannya

Kompas dunia | 25 Agustus 2024, 11:04 WIB
CEO Telegram Pavel Durov ditangkap di Prancis, Sabtu (24/8/2024). (Sumber: Jim Wilson/The New York Times)

Tetapi pelarangan tersebut kemudian dicabut pada 2021.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Telegram menjadi sumber utama konten tanpa saringan, dan terkadang vulgar serta menyesatkan, dari kedua belah pihak yang berperang, dan politik seputar konflik tersebut.

Telegram juga menjadi pilihan utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan pejabatnya untuk berkomunikasi.

Kremlin dan Pemerintah Rusia juga menggunakannya untuk menyebarkan berita mereka.

Baca Juga: ISIS Akui Bertanggung Jawab atas Penusukan yang Tewaskan 3 Orang di Jerman, Bawa-Bawa Palestina

Ini menjadi salah saru dari sedikit platform di mana warga Rusia bisa mengakses berita tentang perang.

Berdasarkan laporan Forbes, Durov dilaporkan memiliki kekayaan USD 15,5 miliar atau setara Rp241 triliun.

Sejumlah pemerintah dikabarkan telah memberikan tekanan kepadanya, namun aplikasi Telegram, yang kini memiliki 900 juta pengguna aktif, harus menjadi platform netral dan bukan pemain di geopolitik.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : BBC Internasional/South China Morning Post


TERBARU