> >

Jenderal Pensiunan Tel Aviv Peringatkan Israel Bisa Runtuh dalam Setahun jika Perang Terus Berlanjut

Kompas dunia | 23 Agustus 2024, 07:45 WIB
Mayor Jenderal Purnawirawan Israel, Yitzhak Brik, memperingatkan bahwa Israel bisa runtuh dalam satu tahun jika perang melawan kelompok Palestina Hamas dan gerakan Lebanon Hizbullah terus berlanjut, Kamis (22/8/2024). (Sumber: Haaretz)

"Sepertinya dia mulai menyadari bahwa kegagalan mencapai kesepakatan sandera dengan Hamas akan menyebabkan perang regional yang akan menempatkan Israel dalam bahaya serius," ujar Brik.

Baca Juga: Israel Serbu Kamp Pengungsi Tulkarem di Tepi Barat, Kehancuran Besar Terjadi

Seorang perempuan meratapi jasad anak dan suaminya yang tewas oleh pengeboman tentara Israel di Jalur Gaza, Selasa 5 Desember 2023. Mediator pembicaraan gencatan senjata Perang Gaza hari Jumat, 16/8/2024, menyatakan pembahasan poin perundingan dua hari telah selesai. (Sumber: AP Photo)

Kesulitan dalam Negosiasi Pertukaran Sandera

Mengenai potensi kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas, Brik mengatakan bahwa hal ini menjadi tidak mungkin untuk mencapai apa yang bisa diperoleh Israel sebelumnya melalui kesepakatan gencatan senjata. Penyebabnya, imbuh Brik, karena ada syarat-syarat baru yang diperkenalkan oleh Netanyahu dalam usulan kesepakatan tersebut.

Selama berbulan-bulan, Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir telah berusaha mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata serta memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Namun, upaya mediasi terhambat karena penolakan Netanyahu untuk memenuhi tuntutan Hamas agar menghentikan perang.

Krisis Blokade Gaza dan Tuduhan Genosida

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Blokade Israel terhadap Gaza telah menyebabkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan, yang membuat sebagian besar wilayah tersebut hancur.

Israel menghadapi tuduhan genosida di Pengadilan Internasional yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di Kota Rafah di bagian selatan, di mana lebih dari satu juta warga Palestina telah mencari perlindungan sebelum daerah itu diinvasi pada 6 Mei.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu / Haaretz


TERBARU