> >

WHO Klaim Wabah Mpox Bukan Covid-19 Baru, Pejabat Kesehatan Afrika Ingin Vaksinasi Segera Dimulai

Kompas dunia | 22 Agustus 2024, 15:10 WIB
Praktisi perawat keluarga, Carol Ramsubhag-Carela, mengisi jarum suntik dengan vaksin Mpox sebelum menyuntikkannya pada pasien di sebuah lokasi vaksinasi di wilayah Brooklyn, New York, Amerika Serikat, 30 Agustus 2022. (Sumber: AP Photo/Jeenah Moon)

JENEWA, KOMPAS.TV - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa wabah Mpox bukanlah Covid-19 yang baru.

Menurut pejabat WHO, meski varian mematikan virus ini telah menyebar, namun masih bisa dikontrol dan tidak seperti wabah virus Corona.

Pejabat kesehatan Afrika pun meminta agar vaksinasi Mpox bisa segera dilakukan dalam hitungan hari.

Baca Juga: DPR Abaikan Putusan MK Disorot Media Asing, Sebut Sekutu Jokowi Picu Kemarahan

Wabah Mpox sempat membuat WHO mengumumkan darurat kesehatan global untuk kedua kalinya dalam dua tahun.

Wabah Mpox pertama kali merebak di sejumlah negara Afrika, dan pada pekan lalu kasus pertama di luar benua itu dilaporkan terjadi di Swedia.

Pasien dikabarkan sempat bepergian ke Afrika sebelum kembali ke Swedia.

Meski begitu, pada Selasa (20/8/2024), pejabat WHO menepis ketakutan terhadap pandemi tersebut.

“Mpox bukanlah Covid yang baru,” tutur Direktur WHO Eropa Hans Kluge dikutip dari CNN International.

Meski penelitian diperlukan untuk memeriksa lebih jauh atas jaringan clade lb, yang merupakan jaringan Mpox, penyebarannya masih bisa dikontrol.

“Kami tahu bagaimana mengontrol Mpox. Dan, di wilayah Eropa, diperlukan langkah untuk menghilangkan penularannya sama sekali,” ujar Kluge.

“Perlu dilakukan koordinasi respons yang baik di wilayah Afrika. Kita bisa, dan harus mencegah Mpox bersama, melewati wilayah dan benua,” tambahnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal CDC Arrika, Jean Kaseya menginginkan agar vaksinasi segera dilakukan.

Republik Demokratik Kongo merupakan pusat dari wabah mpox, dengan virus tersebut menyebar dengan cepat di negara itu dan setidaknya empat negara Afrika lainnya.

“Kami belum memulai vaksinasi. Kami akan memulai dalam beberapa hari, jika semuanya sesuai,” kata Kaseya.

“Pada akhir pekan nanti, vaksin akan tiba di Republik Demokratik Kongo dan negara lainnya,” tambahnya.

Baca Juga: Rusia Larang Warga Pakai Aplikasi Kencan di Perbatasan, Disebut Dipakai Ukraina Kumpulkan Intelijen

Mpox atau yang lebih dikenal sebagai cacar monyet, bisa menular dengan cepat antara manusia dan hewan yang terinfeksi dengan kontak dari dekat, seperti sentuhan, ciuman atau seks. Mpox juga bisa menular lewat barang yang terkontaminasi seperti seprai, baju dan jarum.

Gejala mpox termasuk demam, ruam yang menyakitkan, sakit kepala, nyeri otot dan punggung, energi rendah dan pembesaran kelenjar getah bening.

 

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : CNN Internasional


TERBARU