> >

Blinken Akhiri Kunjungan ke Timur Tengah tanpa Gencatan Senjata Israel-Hamas

Kompas dunia | 21 Agustus 2024, 10:24 WIB
Antony Blinken, kiri, bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog, di Tel Aviv, Israel, Senin, 19 Agustus 2024. Blinken mengatakan saat ini mungkin adalah kesempatan terakhir untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. (Sumber: AP Photo )

DOHA, KOMPAS.TV — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken telah menyelesaikan kunjungan kesembilannya ke Timur Tengah sejak perang di Gaza dimulai. Namun, kunjungannya berakhir tanpa tercapainya kesepakatan besar mengenai gencatan senjata antara Israel dan Hamas. 

Setelah serangkaian pertemuan di Mesir dan Qatar, dua negara yang berperan sebagai mediator, Blinken menyatakan bahwa fokus sekarang adalah melakukan segala yang mungkin untuk membawa Hamas ke meja perundingan. 

Hal ini menyusul penerimaan Israel terhadap proposal jembatan untuk mengatasi perbedaan dengan kelompok militan tersebut.

Blinken memperingatkan bahwa "waktu sangat penting" di tengah sinyal dari kedua belah pihak yang menunjukkan tantangan masih ada untuk menuju gencatan senjata.

“Pesan kami sederhana. Pesan ini jelas dan mendesak," kata Blinken kepada wartawan sebelum meninggalkan Qatar dikutip dari The Associated Press.

"Kita perlu mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera sekarang juga. Waktu sangat penting," imbuhnya.

Urgensi untuk mencapai kesepakatan semakin terasa setelah pembunuhan tokoh militan Hamas dan Hizbullah baru-baru ini di Iran dan Lebanon, yang dikaitkan dengan Israel, serta ancaman balas dendam yang memicu kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Rincian mengenai proposal jembatan yang diajukan AS, Mesir, dan Qatar masih terbatas. Blinken menyebut proposal tersebut "sangat jelas mengenai jadwal dan lokasi penarikan militer Israel dari Gaza."

Namun, Hamas pada Selasa (20/8/2024) menyatakan bahwa proposal terbaru ini adalah kemunduran dari apa yang sebelumnya telah disepakati, dan menuduh AS tunduk pada syarat-syarat baru dari Israel. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak AS terkait tuduhan tersebut.

Baca Juga: Israel Ancam PBB, Dubesnya Ungkap Markas di New York Harus Dihapus dari Muka Bumi

Komentar Blinken di akhir misinya kali ini terkesan lebih pesimistis dibandingkan dengan optimisme yang sempat diungkapkan oleh para pejabat pemerintahan Biden sebelum kunjungan ini.

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan kelompok-kelompok sayap kanan yang terdiri dari keluarga prajurit yang gugur dan sandera yang berada di Gaza.

Kelompok-kelompok ini menentang kesepakatan gencatan senjata, dan mengatakan bahwa Netanyahu telah meyakinkan mereka bahwa Israel tidak akan meninggalkan dua koridor strategis di Gaza yang selama ini menjadi batu sandungan dalam negosiasi. 

Seorang pejabat senior AS membantah laporan bahwa Netanyahu telah mengatakan kepada Blinken bahwa Israel tidak akan pernah meninggalkan Koridor Philadelphi dan Netzarim. Pernyataan seperti itu, menurutnya, "tidak konstruktif untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata."

Meskipun ada pernyataan keras yang sering kali digunakan sebagai taktik tekanan dalam negosiasi, tampaknya masih ada kesenjangan yang cukup lebar antara Israel dan Hamas.

Sementara itu, serangan udara Israel pada Selasa (20/8/2024) menewaskan setidaknya 12 orang di sebuah sekolah yang dijadikan tempat perlindungan di Kota Gaza. 

Pertahanan Sipil Palestina, yang beroperasi di bawah pemerintah Hamas, mengatakan sekitar 700 orang berlindung di sekolah Mustafa Hafez.

Militer Israel mengeklaim bahwa serangan tersebut menargetkan kelompok militan Hamas yang mendirikan pusat komando di sana.

Situasi di Gaza pun semakin memburuk, dengan lebih dari 40.000 warga Palestina tewas akibat serangan balasan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. 

Perang juga telah menyebabkan kehancuran besar-besaran dan memaksa sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi di tengah ancaman kelaparan dan wabah penyakit. 

Baca Juga: Otoritas Palestina Minta Izin kepada Israel untuk Masuk Gaza via Pos Pemeriksaan

 

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU