Israel Ancam PBB, Dubesnya Ungkap Markas di New York Harus Dihapus dari Muka Bumi
Kompas dunia | 21 Agustus 2024, 06:15 WIBNEW YORK, KOMPAS TV – Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengeluarkan pernyataan kontroversial hari Selasa, 20 Agustus 2024, yang mengancam markas Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB di New York seharusnya "dihapus dari muka bumi."
"Bangunan PBB harus ditutup dan dihapus dari muka bumi," ujar Erdan dalam wawancara dengan harian Israel, Maariv.
Ia menambahkan, "Bangunan ini mungkin terlihat bagus dari luar, tapi sebenarnya penuh dengan kebengkokan dan distorsi."
Erdan, yang dikenal sebagai sekutu setia Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah lama mengkritik PBB atas apa yang disebutnya sebagai "bias terhadap Israel."
Bulan lalu, ia bahkan mengusulkan langkah-langkah ekstrem seperti menutup kompleks PBB di Yerusalem dan mengusir para kepala badan PBB yang ditempatkan di Israel.
"Ini adalah pesan jelas bahwa keberpihakan PBB akan ada konsekuensinya," kata Erdan.
Pernyataan keras Erdan ini muncul di tengah serangan besar-besaran Israel di Jalur Gaza yang telah berlangsung sejak 7 Oktober.
Meski Mahkamah Internasional ICJ telah memerintahkan penghentian serangan militer di Rafah, Israel terus melanjutkan serangannya tanpa mengindahkan keputusan yang mengikat secara hukum tersebut.
Baca Juga: Seluruh Kedubes Israel Waspada Tunggu Surat Perintah Penangkapan Mahkamah Pidana Internasional ICC
Israel disebut-sebut melanggar kewajiban internasionalnya di bawah Konvensi Genosida.
Hingga saat ini, lebih dari 40.173 warga Palestina tewas dan 92.857 lainnya terluka akibat serangan Israel.
Selain itu, setidaknya 10.000 orang dilaporkan hilang, diduga tewas di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.
Banyak organisasi internasional, termasuk yang berbasis di Palestina, menegaskan bahwa sebagian besar korban tewas dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Otoritas Palestina Minta Izin kepada Israel untuk Masuk Gaza via Pos Pemeriksaan
Agresi Israel juga menyebabkan pengungsian massal hampir dua juta warga Gaza, sebagian besar terpaksa melarikan diri ke Rafah yang sudah padat penduduk, menjadikannya eksodus terbesar Palestina sejak Nakba pada 1948.
Erdan, yang dikenal sebagai kandidat potensial pengganti Netanyahu di Partai Likud, juga tak segan-segan mengkritik Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres serta Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) atas apa yang disebutnya sebagai "ketidakadilan terhadap Israel."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Maariv Israel / WAFA Palestine