> >

Perundingan Buntu, Israel Ngotot Gelar Pasukan di Koridor Philadelphi, Mesir dan Hamas Keras Menolak

Kompas dunia | 20 Agustus 2024, 15:10 WIB
Peta koridor Philadelphi antara Gaza dan Mesir. Israel ngeyel dan bersikeras mempertahankan kendali atas koridor sepanjang 14 kilometer tersebut, sementara Hamas menuntut penarikan penuh Israel dari area itu. (Sumber: Jordan News)

Namun, pada Minggu, Netanyahu menegaskan bahwa tentara Israel akan tetap berada di Koridor Philadelphi, meskipun pemimpin oposisi Yair Lapid menuduhnya merusak pembicaraan pertukaran tahanan dengan Hamas.

Sementara itu, pembicaraan gencatan senjata di Gaza yang diadakan di Qatar pada Jumat lalu dilaporkan mengajukan proposal yang mempersempit kesenjangan antara Israel dan Hamas, yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden, pada 31 Mei lalu.

Baca Juga: Israel Setuju Rencana Akhiri Kebuntuan Gencatan Senjata, Blinken Desak Hamas untuk Sepakat

Peta Palestina. Presiden Israel Isaac Herzog bergabung dengan para pejabat tinggi Israel yang menentang solusi dua negara pascaperang di Gaza, hari Kamis, (14/12/2023), Isaac Herzog mengatakan sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk membahas pembentukan negara Palestina merdeka ketika luka Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober masih sangat terasa. (Sumber: AP Graphics / Kompas TV)

Namun, Hamas menuduh Netanyahu menambahkan syarat-syarat baru dalam proposal tersebut.

"Proposal baru ini memenuhi syarat-syarat Netanyahu dan sejalan dengan mereka, terutama penolakannya terhadap gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Jalur Gaza, dan tekadnya untuk terus menguasai Persimpangan Netzarim, perbatasan Rafah, dan Koridor Philadelphi," kata Hamas dalam pernyataannya.

Selama berbulan-bulan, AS, Qatar, dan Mesir telah berupaya mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas yang mencakup pertukaran tahanan, gencatan senjata, dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. 

Namun, upaya mediasi terhambat oleh penolakan Netanyahu untuk memenuhi tuntutan Hamas agar perang dihentikan.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel terus melancarkan serangan ke Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 40.130 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 92.740 orang, menurut otoritas kesehatan setempat. Lebih dari 10 bulan berlalu, Gaza hancur lebur di bawah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel kini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkan penghentian operasi militer di kota Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan sebelum kota tersebut diserbu pada 6 Mei lalu.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Yedioth Ahronoth / Al Qaheera


TERBARU