> >

Mesir Desak Israel Hengkang dari Koridor Philadelphi dan Perbatasan Rafah

Kompas dunia | 20 Agustus 2024, 13:51 WIB
Koridor Philadelphi antara Gaza dan Mesir. Israel ngeyel dan bersikeras mempertahankan kendali atas koridor sepanjang 14 kilometer tersebut, sementara Hamas menuntut penarikan penuh Israel dari area itu, dan Mesir menegaskan Israel harus segera hengkang dan menarik pasukannya dari Koridor Philadelphi di perbatasan Gaza-Mesir dan dari perbatasan Rafah. (Sumber: Times of Israel)

Hamas menyatakan bahwa proposal yang diajukan Israel hanya memenuhi kepentingan mereka, tanpa memperhatikan kebutuhan mendesak untuk menghentikan perang dan penarikan militer dari Gaza.

Upaya mediasi oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir untuk mencapai kesepakatan, termasuk pertukaran tahanan dan gencatan senjata, hingga kini belum membuahkan hasil.

Baca Juga: Lebih dari 16.400 Anak Dibantai dalam Serangan Genosida Israel di Gaza sejak 7 Oktober

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar. (Sumber: AP Photo/Adel Hana, File)

Sikap keras Netanyahu terus menghambat upaya ini, meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi yang menuntut gencatan senjata segera.

Di tengah serangan yang terus berlanjut, Gaza semakin hancur lebur. 

Jutaan warga Palestina terjebak dalam kondisi tanpa makanan, air bersih, dan obat-obatan yang memadai. 

Mesir, sebagai salah satu negara berpengaruh di kawasan, tetap kukuh menuntut Israel untuk segera menarik pasukannya dari Koridor Philadelphi dan perbatasan Rafah.

Tindakan Israel kini mendapat perhatian internasional, dengan tuduhan genosida yang diajukan di Pengadilan Internasional. 

Pengadilan tersebut telah memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina berlindung sebelum kota itu diserbu pada 6 Mei lalu.

Desakan Mesir untuk penarikan pasukan Israel ini menjadi sorotan utama di panggung internasional, menuntut keadilan bagi rakyat Palestina dan penghentian segera kekejaman yang dilakukan Israel di Gaza.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu / Al-Qaheera


TERBARU