Tragis, Anak Kembar Lima Jadi Korban Tewas Serangan Israel di Gaza
Kompas dunia | 19 Agustus 2024, 07:10 WIBNamun, pemboman Israel telah memusnahkan seluruh keluarga besar dan membuat ribuan anak yatim piatu.
“Kami hidup seperti di zaman primitif,” kata Sanaa Akela, seorang pengungsi Palestina yang sekarang tinggal di kota Deir al-Balah, di mana beberapa jalan terendam oleh air limbah.
Baca Juga: Tragis, Bayi Kembar Tewas Karena Serangan Israel di Gaza Saat Sang Ayah Urus Surat Kelahiran
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuju ke wilayah tersebut untuk mencoba mengamankan kesepakatan gencatan senjata setelah berbulan-bulan negosiasi.
AS, Mesir, dan Qatar sebagai mediator, mengatakan mereka semakin mendekati kesepakatan setelah dua hari pembicaraan di Doha, dengan pejabat AS dan Israel menyatakan optimisme hati-hati. Namun, Hamas menolak apa yang disebutnya sebagai tuntutan baru dari Israel.
Proposal yang sedang berkembang ini mencakup proses tiga tahap, di mana Hamas akan membebaskan semua sandera yang diculik dalam serangan 7 Oktober, yang memicu perang paling mematikan antara Israel dan Palestina. Sebagai gantinya, Israel akan menarik pasukannya dari Gaza dan membebaskan tahanan Palestina.
Perang ini telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan setempat, memaksa sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza untuk mengungsi, dan membuat para ahli memperingatkan akan terjadinya kelaparan dan wabah penyakit seperti polio.
Hamas diklaim Israel telah membunuh sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dalam serangan 7 Oktober dan menculik sekitar 250 orang.
Dari jumlah tersebut, sekitar 110 diyakini masih berada di Gaza, meskipun otoritas Israel mengatakan sekitar sepertiganya telah meninggal. Lebih dari 100 sandera dibebaskan pada bulan November selama gencatan senjata selama seminggu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press