Ancaman Polio di Gaza Meningkat, Organisasi Kemanusiaan Desak Gencatan Senjata
Kompas dunia | 18 Agustus 2024, 03:05 WIBBaca Juga: Biden Optimistis terhadap Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
Sementara itu, Israel dan Hamas telah menyatakan kesediaan mereka untuk mendukung gencatan senjata selama tujuh hari guna memungkinkan pelaksanaan vaksinasi.
Pembicaraan tentang gencatan senjata tersebut dijadwalkan akan dilanjutkan di Kairo pekan depan. Meskipun demikian, pelaksanaan program vaksinasi ini menghadapi berbagai tantangan.
Sistem kesehatan di Gaza telah hancur akibat perang, dengan hanya sepertiga dari 36 rumah sakit dan 40 persen fasilitas kesehatan primer yang masih berfungsi.
Selain itu, kekurangan fasilitas medis dan listrik membuat penyimpanan dan distribusi vaksin menjadi tantangan tersendiri.
Hamid Jafari, Direktur Pemberantasan Polio WHO untuk Wilayah Mediterania Timur, menyatakan bahwa meskipun lebih dari 440.000 dosis vaksin polio telah dibawa ke Gaza pada Desember lalu, pasokan tersebut kini hanya tersisa sedikit lebih dari 86.000 dosis.
WHO berencana membawa 1,6 juta dosis vaksin oral ke Gaza dalam waktu dekat. Namun, mengirimkan vaksin ke Gaza hanyalah langkah awal.
Hambatan lain yang harus dihadapi termasuk sulitnya mengakses pasokan medis akibat serangan militer Israel, pertempuran antara pasukan dan Hamas, serta meningkatnya ketidakamanan yang menyebabkan penjarahan konvoi bantuan.
Selain itu, terbatasnya akses transportasi bagi warga Gaza untuk mencapai fasilitas kesehatan akan menjadi kendala tambahan dalam kampanye vaksinasi ini.
Menurut Sameer Sah dari Medical Aid for Palestinians, jalanan yang hancur dan serangan udara yang terus berlangsung membuat perjalanan menjadi sangat berbahaya.
“Tidak ada sistem transportasi. Jalan-jalan hancur dan ada quadcopter yang menembaki orang-orang,” kata Sah.
Untuk itu, WHO menekankan pentingnya jeda dalam pertempuran untuk memungkinkan anak-anak dan keluarga di Gaza dapat dengan aman mencapai fasilitas kesehatan, serta memungkinkan para petugas kesehatan mengunjungi anak-anak yang tidak dapat mengakses fasilitas tersebut.
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press