> >

Biden Optimistis terhadap Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Kompas dunia | 17 Agustus 2024, 21:35 WIB
Presiden AS Joe Biden berpidato di Gedung Putih, Rabu (24/7/2024). (Sumber: AP News)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Jumat (16/8/2024) menyatakan optimismenya mengenai kemungkinan tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. 

Meski begitu, Biden mengakui masih ada sejumlah isu yang harus diselesaikan sebelum kesepakatan tersebut dapat direalisasikan.

"Sekitar satu jam yang lalu, ini masih berjalan. Saya optimis. Namun, ini belum selesai. Masih ada beberapa masalah yang harus diselesaikan. Saya pikir kita punya peluang," ujar Biden kepada wartawan dikutip dari Anadolu, Sabtu (17/8/2024).

Kendati demikian, Biden menambahkan bahwa waktu pasti dimulainya gencatan senjata masih belum bisa dipastikan. 

Ia juga mengingatkan semua pihak di Timur Tengah untuk tidak melakukan tindakan yang dapat merusak proses perdamaian yang sedang diupayakan.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dijadwalkan akan melakukan perjalanan ke Israel pada Sabtu hari ini untuk melanjutkan upaya menyepakati gencatan senjata. 

Rangkaian perundingan tersebut mencakup pembahasan mengenai pertukaran tahanan antara Israel dan Palestina.

Kunjungan Blinken itu menyusul pernyataan bersama yang disampaikan oleh AS, Mesir, dan Qatar pada Jumat. 

Ketiga negara tersebut mengumumkan bahwa mereka telah menyajikan "proposal penghubung" kepada Israel dan Hamas untuk mempersempit "celah yang tersisa" dan memungkinkan implementasi kesepakatan dengan cepat.

Baca Juga: Gencatan Senjata Israel-Hamas Semakin Dekat, Mediator Mulai Persiapkan Teknis Pelaksanaan

Pernyataan itu juga menggambarkan diskusi yang berlangsung selama dua hari di Doha, Qatar, sebagai "serius dan konstruktif," serta dilakukan dalam suasana positif. 

Namun, detail lebih lanjut mengenai isi proposal baru tersebut belum diungkapkan kepada publik.

Dalam upaya mediasi ini, sejumlah pejabat tinggi turut terlibat, termasuk Direktur CIA William Burns, Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, Kepala Intelijen Mesir Abbas Kamel, dan Direktur Mossad Israel David Barnea.

Meski begitu, pihak Hamas dilaporkan menolak berpartisipasi dalam pembicaraan terbaru ini.

Hamas menuntut Tel Aviv untuk mematuhi kesepakatan yang telah dicapai pada Juli lalu, yang didasarkan pada proposal yang didukung oleh Biden dua bulan sebelumnya.

Konflik di Gaza yang berkepanjangan telah menelan korban jiwa yang sangat besar. 

Sejak serangan Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 40.000 warga Palestina tewas, dengan mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak.

Wilayah pesisir Gaza pun mengalami kehancuran yang sangat parah akibat serangan udara Israel yang terus-menerus. 

Banyak wilayah di Gaza telah rata dengan tanah, dengan seluruh lingkungan hancur berkeping-keping akibat pemboman yang tiada henti. 

Baca Juga: Perundingan Israel-Hamas Rampung, Kesepakatan Gencatan Senjata Bakal Diresmikan Pekan Depan

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu


TERBARU