> >

Komandan Militer Ukraina Klaim Pasukannya Kuasai 1.000 Kilometer Persegi Wilayah Kursk Rusia

Kompas dunia | 13 Agustus 2024, 15:32 WIB
Komandan militer Ukraina, Jenderal Oleksandr Syrskyi, mengeklaim pasukannya kini menguasai sekitar 1.000 kilometer persegi wilayah Kursk, Rusia. (Sumber: Kantor Pers Angkatan Bersenjata Ukraina)

Zelenskyy menyatakan wilayah yang kini dikuasai oleh pasukan Ukraina itu sebelumnya sering digunakan untuk menyerang wilayah Sumy di Ukraina.

Dia menegaskan "sangat adil untuk menghancurkan teroris Rusia di tempat mereka berada."

"Rusia membawa perang ke tanah orang lain. Sekarang, perang itu datang ke rumah mereka sendiri," kata Zelenskyy dalam sebuah video di Telegram.

Rusia sudah beberapa kali mengalami serangan ke wilayahnya selama hampir 2,5 tahun perang dengan Ukraina berlangsung.

Tetapi serangan ke wilayah Kursk merupakan yang terbesar di tanah Rusia sejak Perang Dunia II. Ini juga menjadi pertama kalinya tentara Ukraina memimpin serangan langsung ke wilayah Rusia.

Serangan ke Kursk menjadi pukulan bagi upaya Putin untuk mempertahankan citra bahwa kehidupan di Rusia tidak terganggu oleh perang.

Media negara Rusia berusaha mengecilkan dampak serangan Ukraina, dan lebih menekankan upaya pihak berwenang membantu penduduk dan mengalihkan perhatian dari kegagalan militer dalam menghadapi serangan.

Warga Kursk merekam video yang menunjukkan kesedihan mereka karena harus meninggalkan rumah serta harta benda, dan meminta bantuan kepada Putin. Namun, media yang dikontrol negara Rusia dilaporkan menjaga agar suara ketidakpuasan tidak tersebar.

Purnawirawan Jenderal Andrei Gurulev, anggota parlemen Rusia, mengkritik militer karena gagal melindungi perbatasan.

“Sayangnya, pasukan yang bertugas melindungi perbatasan tidak memiliki intelijen yang cukup,” katanya di kanal pesan singkat miliknya.

"Tidak ada yang mau mendengar kenyataan, semua orang hanya ingin mendengar bahwa semuanya baik-baik saja."

Baca Juga: Ukraina Klaim Tenggelamkan Kapal Selam Rusia di Krimea, Juga Hancurkan Sistem Pertahanan Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin. (Sumber: Gavriil Grigorov/Russian Presidential Press and Information Office/TASS)

Pertempuran di dalam wilayah Rusia menimbulkan pertanyaan apakah Ukraina menggunakan senjata yang disediakan oleh negara-negara anggota NATO.

Beberapa negara Barat enggan mengizinkan Ukraina menggunakan bantuan militer mereka untuk menyerang wilayah Rusia karena khawatir hal itu akan memicu eskalasi yang bisa menyeret Rusia dan NATO ke dalam perang yang lebih besar.

Meskipun belum jelas senjata apa yang digunakan Ukraina dalam serangan ke Kursk, media Rusia melaporkan kendaraan tempur infanteri Bradley buatan Amerika Serikat dan Marder buatan Jerman, terlibat. Klaim ini belum bisa diverifikasi secara independen.

Sebelumnya, Ukraina telah menggunakan senjata Amerika Serikat untuk menyerang ke dalam wilayah Rusia.

Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani menyatakan senjata yang disediakan oleh negaranya "tidak boleh digunakan untuk menyerang Rusia di wilayahnya."

Sementara juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman, Arne Collatz, menegaskan bahwa para ahli hukum sepakat bahwa "hukum internasional memperbolehkan suatu negara yang sedang membela diri untuk juga melakukan pembelaan di wilayah penyerangnya. Itu jelas dari sudut pandang kami juga."

Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pasukan cadangan yang dikirim ke wilayah tersebut, didukung oleh angkatan udara dan artileri, berhasil menahan tujuh serangan unit Ukraina di dekat Martynovka, Borki, dan Korenevo dalam 24 jam terakhir.

Mereka juga menyatakan upaya pasukan gerak cepat Ukraina untuk masuk lebih jauh ke wilayah Rusia dekat Kauchuk, berhasil digagalkan.

Pasi Paroinen, seorang analis dari Black Bird Group, lembaga intelijen yang berbasis di Finlandia, menyatakan fase tersulit dari serangan Ukraina kemungkinan baru akan dimulai sekarang karena pasukan cadangan Rusia mulai terlibat dalam pertempuran.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU