> >

Putin Tutup Pintu Dialog, Tuding Serangan Ukraina ke Kursk Sengaja Sasar Warga Sipil

Kompas dunia | 13 Agustus 2024, 12:48 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Ukraina sengaja memprovokasi di perbatasan Rusia untuk memperkuat posisinya dalam negosiasi mendatang. (Sumber: AP Photo)

Pasukan Ukraina memulai serangan besar di Kursk pada 6 Agustus lalu. Sejak itu, wilayah tersebut berulang kali mendapat peringatan serangan misil.

Kementerian Situasi Darurat Rusia melaporkan lebih dari 8.000 orang telah dievakuasi dari wilayah perbatasan dalam sehari terakhir akibat serangan Ukraina, dan lebih dari 6.000 orang ditempatkan di pusat penampungan sementara.

Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko melaporkan 69 orang terluka akibat penembakan Ukraina di Kursk, 17 di antara mereka dalam kondisi serius. 

Menurut data terbaru Kementerian Pertahanan Rusia, Ukraina telah kehilangan hingga 1.350 tentara, 29 tank, dan 23 kendaraan lapis baja sejak pertempuran di Kursk dimulai.

Putin menuduh serangan Kiev ke Kursk bertujuan untuk menghentikan kemajuan militer Rusia di bagian timur Ukraina.

Dia menegaskan tugas utama pasukan Rusia adalah mengusir pasukan Ukraina dari wilayah yang dikuasai Rusia.

Menurut Putin, serangan Rusia di Ukraina timur telah meningkat “satu setengah kali lipat,” dan pasukannya terus maju di sepanjang garis depan.

Dia menuding Ukraina berusaha “memecah belah” masyarakat Rusia dan “melemahkan persatuan dan kohesi rakyat Rusia.”

“Kerugian di pihak Angkatan Bersenjata Ukraina terus meningkat secara drastis, termasuk di unit-unit elite yang mereka kirim ke perbatasan kita,” tegas Putin.

Ia menyebut ada peningkatan signifikan dalam jumlah orang yang mendaftar menjadi kontraktor militer dengan Kementerian Pertahanan Rusia.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : TASS/Anadolu


TERBARU