> >

Hamas Desak Mediator Paksa Israel Setujui Gencatan Senjata Gaza Usulan Biden, Bukan Negosiasi Baru

Kompas dunia | 12 Agustus 2024, 16:51 WIB
Pemimpin baru Hamas, Yahya Sinwar. Hamas, hari Minggu, 11 Agustus 2024, mendesak mediator segera mengajukan rencana implementasi, daripada melanjutkan negosiasi atau proposal baru yang hanya memberikan perlindungan dan lebih banyak waktu bagi agresi pendudukan Israel. (Sumber: Anadolu)

GAZA CITY, KOMPAS TV - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, hari Minggu, 11 Agustus 2024, mendesak agar mediator gencatan senjata segera mengajukan rencana untuk mengimplementasikan proposal gencatan senjata Gaza yang didukung Presiden AS Joe Biden, yang telah mereka sepakati pada 2 Juli lalu.

Dalam pernyataannya, Hamas meminta agar para mediator "mengajukan rencana implementasi dari apa yang telah mereka tawarkan kepada gerakan ini dan yang disepakati pada 2 Juli, berdasarkan proposal yang didukung oleh Biden serta resolusi Dewan Keamanan PBB, dan untuk memaksa pendudukan (Israel) untuk mematuhinya, daripada melanjutkan lebih banyak putaran negosiasi atau proposal baru yang hanya memberikan perlindungan bagi agresi pendudukan dan memberinya lebih banyak waktu."

"Telah meningkatkan agresinya terhadap rakyat kami dan melakukan lebih banyak pembantaian, termasuk pembunuhan pemimpin gerakan kami, Ismail Haniyeh, yang mengonfirmasi niat mereka untuk melanjutkan agresi dan tidak mencapai kesepakatan gencatan senjata," kata pernyataan Hamas lebih lanjut.

Sebelumnya, hari Kamis lalu, mediator dari Mesir, Qatar, dan AS mendesak Israel dan Hamas untuk segera menyepakati gencatan senjata dan pelepasan sandera tanpa penundaan lebih lanjut atau alasan apapun.

"Tidak ada waktu lagi untuk disia-siakan, dan tidak ada alasan lagi dari pihak mana pun untuk penundaan lebih lanjut," kata pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Amiri Diwan, kantor Emir Qatar.

Mediator juga menyatakan kesiapan mereka "untuk mengajukan proposal akhir yang dapat menjembatani masalah implementasi yang tersisa dengan cara yang memenuhi harapan semua pihak."

Mereka juga menyerukan agar Israel dan Hamas "melanjutkan diskusi mendesak pada 15 Agustus di Doha atau Kairo untuk menutup semua celah yang tersisa dan memulai implementasi kesepakatan tanpa penundaan lebih lanjut."

Dalam pernyataan lainnya, Hamas menyoroti serangan udara Israel pada Sabtu dini hari saat salat subuh yang membunuh setidaknya 100 warga Palestina dan melukai puluhan lainnya di sebuah sekolah di Gaza City, tempat para pengungsi berlindung.

"Musuh melakukan kejahatan keji, melakukan pembantaian terhadap para pengungsi di sebuah sekolah di lingkungan Daraj, Gaza," kata Hamas.

Baca Juga: Brigade Al Qassam Ikrar Setia pada Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas Pengganti Ismail Haniyeh

Warga Palestina berkabung di dekat jenazah keluarganya yang tewas dalam serangan Israel di sebuah rumah sakit di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Sabtu (10/8/2024). (Sumber: AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu


TERBARU