Kemlu: Tidak Ada WNI Jadi Korban Gempa Jepang 7,1 M
Kompas dunia | 8 Agustus 2024, 20:46 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa bumi berkekuatan 7,1 magnitudo yang mengguncang Jepang pada Kamis (8/8/2024) sore.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha menjelaskan, setelah gempa terjadi, Kedutaan Besar RI (KBRI) di Tokyo dan Konsulat Jenderal RI di Osaka segera menghubungi masyarakat Indonesia yang berada di prefektur-prefektur terdampak.
“Hingga saat ini, belum terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban gempa,” ungkap Judha dalam pernyataan resminya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut data imigrasi Jepang, terdapat 2.099 WNI di Prefektur Oita, 1.869 di Prefektur Miyazaki, 1.418 di Prefektur Ehime, dan 836 di Prefektur Kochi—empat prefektur yang mengalami dampak langsung dari gempa hari ini.
Judha menambahkan, KBRI Tokyo akan terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan otoritas setempat serta komunitas Indonesia untuk memastikan keamanan WNI.
Kontak Darurat untuk WNI di Jepang
Sebagai langkah antisipatif, Kemlu telah memberikan sejumlah nomor kontak darurat yang dapat dihubungi jika WNI membutuhkan bantuan.
Nomor-nomor tersebut termasuk nomor darurat setempat 119 dan 7119, serta nomor KBRI Tokyo (+81-80-3506-8612 atau +81-80-4940-749) dan KJRI Osaka (+81-80-3113-1003).
Baca Juga: BMKG: Gempa Jepang Tak Timbulkan Dampak Tsunami di Indonesia
Dampak Gempa
Gempa berkekuatan 7,1 magnitudo terjadi pada pukul 16:43 waktu setempat atau 14:43 WIB di wilayah Hyuga Nada, dengan kedalaman 30 kilometer.
Gempa susulan dengan magnitudo hingga 5,0 juga dilaporkan terasa di Prefektur Miyazaki dan Kagoshima.
Gempa juga memicu tsunami setinggi satu meter di beberapa prefektur seperti Kochi, Oita, Miyazaki, dan Ehime.
Hingga saat ini, peringatan tsunami untuk Prefektur Miyazaki masih belum dicabut oleh otoritas setempat.
Akibat gempa ini, media Jepang melaporkan layanan kereta api berkecepatan tinggi dihentikan sementara untuk keselamatan penumpang.
Namun, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Sendai tidak mengalami gangguan dan tetap beroperasi normal setelah gempa.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kemlu RI/Antara