> >

AS Tuntut Denuklirisasi di Semenanjung Korea, Minta Korut Kembali ke Meja Diplomasi

Kompas dunia | 8 Agustus 2024, 15:21 WIB
Upacara pengiriman 250 peluncur rudal berkemampuan nuklir ke unit militer garis depan, di Pyongyang, Korea Utara, Minggu, 4 Agustus 2024. (Sumber: AP Photo/ KCNA)

Langkah ini memicu kekhawatiran, terutama karena adanya kemungkinan ranjau tersebut terbawa aliran air ke Korea Selatan akibat hujan lebat.

"Kami jelas percaya bahwa Korea Utara seharusnya menghentikan tindakan-tindakan yang mengganggu stabilitas kawasan," ujarnya.

Sementara itu, AS juga memperpanjang pembatasan perjalanan ke Korea Utara selama satu tahun lagi. 

Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa keputusan ini diambil karena masih adanya risiko serius bagi warganya terkait penangkapan dan penahanan jangka panjang di negara yang tertutup tersebut.

Pembatasan ini pertama kali diberlakukan pada September 2017, setelah insiden yang menimpa Otto Warmbier, seorang mahasiswa AS yang ditahan di Korea Utara. Warmbier dibebaskan dalam kondisi vegetatif dan meninggal tak lama setelah tiba di AS.

"Departemen Luar Negeri telah menentukan bahwa masih ada risiko serius bagi warga negara AS atas penangkapan dan penahanan jangka panjang yang dapat membahayakan keselamatan fisik mereka," demikian pernyataan resmi dari departemen tersebut.

Oleh karena itu, semua paspor AS akan tetap tidak valid untuk perjalanan ke, di, atau melalui Korea Utara, kecuali ada persetujuan khusus dari Menteri Luar Negeri. Pembatasan ini akan berlaku hingga 31 Agustus tahun depan.

Baca Juga: Kim Jong-un Kirim 250 Rudal Nuklir ke Unit Militer Terdepan, AS Minta Korut Hentikan Provokasi

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Yonhap


TERBARU