The Washington Post: Israel Mengaku Bunuh Ismail Haniyeh kepada AS, Gedung Putih Murka
Kompas dunia | 8 Agustus 2024, 00:04 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - The Washington Post melaporkan, Israel memberi tahu Amerika Serikat (AS) bahwa merekalah yang berada di balik pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, Iran, pada 31 Juli lalu.
"Meskipun Israel tidak berkomentar tentang kematian Haniyeh, mereka segera memberi tahu pejabat AS bahwa mereka yang bertanggung jawab," bunyi laporan harian AS itu, Rabu (7/8/2024).
Laporan tersebut mengutip tiga sumber yang dekat dengan Gedung Putih tanpa menyebutkan nama.
"Para pejabat Gedung Putih terkejut dan marah besar atas pembunuhan Haniyeh pada 31 Juli, yang mereka anggap merusak upaya mereka selama berbulan-bulan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza," tambah surat kabar itu.
Ketegangan antara AS dan Israel semakin memanas karena Israel terus bertindak sepihak dalam serangannya ke Gaza yang telah membunuh hampir 40.000 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Rekaman Bocor! Sejumlah Tentara Israel Perkosa Tawanan Pria Palestina
Israel melancarkan serangan ke Gaza, di mana sekitar 2,3 juta warga Palestina terkurung akibat blokade Israel sejak 2007, setelah Hamas menyerang pada 7 Oktober.
Serangan Hamas ke wilayah Israel itu diklaim menewaskan 1.200 orang.
"Pejabat AS juga marah karena Israel tidak memberi tahu mereka sebelum melancarkan operasi lain untuk membunuh komandan Hizbullah atau Iran," lanjut laporan tersebut.
Iran dan Hamas menuduh Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh. Namun, Tel Aviv belum membenarkan atau membantah tuduhan tersebut.
Beberapa jam sebelum pembunuhan Haniyeh, Israel juga membunuh komandan militer senior Hizbullah, Fouad Shukr, dalam serangan udara di Beirut, Lebanon.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, bersumpah akan memberikan "hukuman berat" atas serangan di tanah Iran.
Adapun Hamas pada Selasa (6/8/2024) menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru biro politiknya, untuk menggantikan Haniyeh.
Selama berbulan-bulan, AS, Qatar, dan Mesir berusaha mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Gaza, namun belum berhasil.
Gencatan senjata singkat pada November lalu hanya menghasilkan pertukaran beberapa tahanan.
Baca Juga: Yahya Sinwar Jadi Pemimpin Baru Hamas, Begini Tanggapan Amerika Serikat
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Anadolu