> >

Profil Presiden Sementara Bangladesh Muhammad Yunus: Bankir Kaum Miskin Peraih Nobel

Kompas dunia | 7 Agustus 2024, 07:43 WIB
Muhammad Yunus, penerima Nobel Perdamaian yang dikenal sebagai pelopor mikrofinansial, ditunjuk oleh para pemimpin protes di Bangladesh untuk memimpin pemerintahan sementara setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina digulingkan. (Sumber: AP Photo / Al Jazeera)

Para pemimpin mahasiswa yang memimpin protes yang berujung pada pelengseran Hasina pada 5 Agustus, berencana untuk bertemu dengan militer guna meminta Yunus memimpin pemerintahan sementara.

Meskipun Yunus belum memberikan komentar resmi terkait permintaan ini, dalam sebuah wawancara dengan media India The Print, ia menyebut bahwa Bangladesh telah menjadi "negara yang diduduki" selama masa pemerintahan Hasina. 

"Hari ini, seluruh rakyat Bangladesh merasa terbebaskan," kata Yunus seperti yang dikutip dari wawancara tersebut.

Yunus lahir dalam keluarga berada di kota pesisir Chittagong pada tahun 1940. Ayahnya seorang pandai emas yang sukses, sementara ibunya selalu membantu siapa saja yang membutuhkan. Ia mengenang ibunya sebagai pengaruh terbesar dalam hidupnya.

Baca Juga: PM Bangladesh Sheikh Hasina Kabur ke India dan Mundur, Kerusuhan Tewaskan Hampir 300 Jiwa

Orang-orang berlarian melewati pusat perbelanjaan yang dibakar di Dhaka, Bangladesh, Minggu, 4 Agustus 2024. (Sumber: AP Photo/Rajib Dhar)

Setelah menerima beasiswa Fulbright untuk belajar di Amerika Serikat, Yunus kembali ke Bangladesh setelah negara itu merdeka dari Pakistan melalui perang brutal pada tahun 1971.

Saat kembali, ia dipilih untuk memimpin jurusan ekonomi di Universitas Chittagong. Namun, saat itu Bangladesh sedang dilanda kelaparan yang parah, dan Yunus merasa perlu melakukan tindakan nyata.

"Kemiskinan ada di mana-mana, dan saya tidak bisa berpaling darinya," kata Yunus dalam pidato Nobel-nya pada 2006.

"Saya merasa sulit untuk mengajarkan teori-teori ekonomi yang rumit di ruang kelas universitas... Saya ingin melakukan sesuatu yang langsung untuk membantu orang-orang di sekitar saya."

Setelah bertahun-tahun bereksperimen dengan berbagai cara untuk menyediakan kredit bagi mereka yang terlalu miskin untuk mendapatkan pinjaman bank tradisional, Yunus mendirikan Grameen Bank pada tahun 1983.

Menurut laporan tahunan terbaru Grameen Bank (2020), lembaga ini kini memiliki lebih dari sembilan juta klien, dengan lebih dari 97 persen peminjamnya adalah perempuan.

Yunus telah menerima berbagai penghargaan bergengsi atas dedikasinya terhadap masyarakat miskin, termasuk Medali Kebebasan Presiden AS yang diberikan oleh Barack Obama.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Straits Times


TERBARU