> >

4.000 Warga Israel Terjebak di Luar Negeri akibat Maskapai Batalkan Penerbangan ke Tel Aviv

Kompas dunia | 5 Agustus 2024, 07:32 WIB
Sekitar 4.000 warga Israel saat ini terjebak di luar negeri setelah beberapa maskapai internasional membatalkan penerbangan mereka ke Tel Aviv (Sumber: Anadolu )

YERUSALEM, KOMPAS TV - Sekitar 4.000 warga Israel saat ini terjebak di luar negeri setelah beberapa maskapai internasional membatalkan penerbangan mereka ke Tel Aviv.

Pembatalan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan antara Hezbollah dan Israel, seperti yang dilaporkan oleh media lokal pada hari Minggu (4/8/2024).

Kantor berita KAN, yang merupakan penyiar publik di Israel, melaporkan ribuan penumpang tersebut telah menghubungi Kementerian Luar Negeri di Tel Aviv untuk meminta bantuan agar bisa kembali ke Israel.

Situasi ini terjadi karena meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hezbollah setelah Israel melakukan serangan udara yang menewaskan komandan militer senior Hezbollah, Fouad Shukr, di pinggiran selatan Beirut pada 30 Juli lalu.

Selain itu, tokoh politik Hamas, Ismail Haniyeh, juga dilaporkan tewas dalam serangan di Tehran sehari setelahnya, dalam sebuah insiden yang dituduh dilakukan oleh Israel meskipun Tel Aviv belum mengkonfirmasi ataupun menyangkal keterlibatannya.

Menanggapi pembunuhan Haniyeh, Hamas dan Iran berjanji akan melakukan serangan balasan, sementara Hezbollah bertekad membalas kematian Shukr. Kondisi ini membuat banyak pihak khawatir akan terjadinya perang besar antara Israel dan Hezbollah, terutama setelah beberapa bulan terakhir terjadi baku tembak di perbatasan kedua negara.

Akibat ketegangan yang terus meningkat, 15 maskapai internasional membatalkan penerbangan mereka ke dan dari Tel Aviv sejak Senin lalu. Beberapa maskapai membatalkan penerbangan untuk beberapa hari, sementara yang lain menghentikan layanan mereka tanpa batas waktu yang jelas.

Baca Juga: Pasca Kematian Ismail Haniyeh, Maskapai Eropa, AS, dan Asia Setop Penerbangan ke Israel dan Lebanon

Maskapai Jerman Lufthansa batalkan seluruh penerbangan ke Israel. Sekitar 4.000 warga Israel saat ini terjebak di luar negeri setelah beberapa maskapai internasional membatalkan penerbangan mereka ke Tel Aviv. (Sumber: Anadolu )

Bahkan, penerbangan domestik antara Tel Aviv dan Eilat di Israel selatan juga dibatalkan hari Sabtu malam hingga Minggu karena alasan keamanan.

Sejumlah maskapai dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asia telah menangguhkan penerbangan mereka ke Israel dan Lebanon karena khawatir dengan situasi keamanan setelah perkembangan terbaru di Timur Tengah ini.

United Airlines, yang biasanya mengoperasikan 14 penerbangan per minggu antara New York dan Israel, menangguhkan layanan mereka hingga 6 Agustus. Maskapai AS lainnya, Delta Airlines, juga menghentikan penerbangan ke Israel, sementara British Airways membatalkan penerbangan mereka pada hari Rabu lalu.

Swiss International Air Lines juga menangguhkan penerbangan antara Zurich dan Tel Aviv hingga setidaknya 8 Agustus, demi keselamatan penumpang dan awak pesawat. Selain itu, penangguhan penerbangan Zurich-Beirut, yang semula dijadwalkan berakhir pada 29 Juli, kini diperpanjang hingga 12 Agustus.

Maskapai Jerman, Lufthansa, mengumumkan penangguhan penerbangan ke Beirut dan Tel Aviv hingga 8 dan 12 Agustus, karena kekhawatiran keamanan. Maskapai ini menyatakan akan terus memantau situasi di lapangan untuk menentukan kapan penerbangan bisa kembali beroperasi.

Air India juga membatalkan penerbangan mereka ke Tel Aviv hingga 8 Agustus karena alasan keamanan.

ITA Airways, maskapai nasional Italia, mengumumkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv ditangguhkan hingga 6 Agustus “karena perkembangan geopolitik di Timur Tengah dan demi memastikan keselamatan penumpang dan awak pesawat.”

Baca Juga: Analis Politik Sebut Yordania dan Sekutu AS Bujuk Iran agar Tidak Balas Israel, tapi Gagal

Pasca terbunuhnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, sejumlah maskapai dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asia telah menghentikan penerbangan mereka untuk tujuan ke Israel dan Lebanon. (Sumber: Lebanese Broadcasting Corporation LBCI)

Maskapai nasional Polandia, LOT, juga membatalkan delapan penerbangan ke Lebanon dan Israel yang dijadwalkan pada 3-4 Agustus, menurut laporan kantor berita Polandia, PAP.

Maskapai Belanda, KLM, juga membatalkan semua penerbangannya ke dan dari Israel hingga 26 Oktober.

Aegean Airlines dan Condor Airlines pun menangguhkan penerbangan dari Athena ke Beirut hingga 1 Agustus karena ketegangan di kawasan tersebut.

Singapore Airlines (SIA) mengatakan akan menghindari wilayah udara Iran karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Penangguhan penerbangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan potensi konflik yang lebih luas antara Iran dan kelompok Hezbollah Lebanon di satu sisi, dan Israel di sisi lain.

Pembatalan penerbangan ini juga berkaitan dengan pembunuhan komandan senior Hezbollah, Fouad Shukr, oleh Israel pada hari Selasa lalu, serta tuduhan dari kelompok Hamas dan Iran bahwa Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh di ibu kota Iran, Tehran, pada hari Rabu.

Kondisi ini semakin memperburuk ketegangan di Timur Tengah, dengan berbagai pihak yang bersiap untuk kemungkinan eskalasi konflik lebih lanjut.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu


TERBARU