> >

Menlu Wang Yi Bicara Keras, Katakan Hubungan China dan Filipina di Persimpangan Jalan

Kompas dunia | 28 Juli 2024, 08:45 WIB
Menteri Luar Negeri China Wang Yi (kanan) bertemu dengan Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo (kiri) di Vientiane, Laos pada Jumat (26/7). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

Sementara itu, Menlu Filipina Enrique Manalo mengatakan bahwa Filipina dan China memiliki sejarah persahabatan panjang dan hubungan kerja sama strategis yang komprehensif berdasarkan kesetaraan dan saling menguntungkan. 

"Meski menghadapi masalah maritim, Filipina berkomitmen untuk meredakan situasi melalui dialog dan konsultasi serta menangani perbedaan secara konstruktif," kata Manalo.

Kedua negara baru-baru ini mengadakan pertemuan konsultasi bilateral mengenai masalah Laut China Selatan dan mencapai kesepakatan untuk mengendalikan situasi maritim, mencerminkan niat baik kedua pihak tanpa mengubah posisi masing-masing.

"Tahun depan menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Filipina dan China. Filipina siap memperkuat komunikasi dengan China dengan sikap tulus dan pragmatis, meningkatkan saling percaya, dan mempererat hubungan bilateral," ungkap Manalo.

Baca Juga: Indonesia: ASEAN Tidak Boleh Jadi Proksi atau Kaki Tangan Kekuatan Manapun

Anggota Penjaga Pantai Filipina memegang bendera saat kedatangan kapal pelatihan angkatan laut Tiongkok, Qi Jiguang, untuk kunjungan persahabatan di pelabuhan Manila, Filipina, 14 Juni 2023. (Sumber: AP Photo)

Dalam laman Kementerian Luar Negeri China pada Sabtu kemarin disebutkan bahwa Filipina telah mengirimkan pasokan logistik ke kapal perang BRP Sierra Madre yang sengaja dikaramkan sebagai "markas terapung" bagi penjaga pantai Filipina di kawasan terumbu karang Ren'ai Jiao, atau yang disebut Filipina sebagai "Beting Ayungin".

"Berdasarkan perjanjian sementara yang dicapai China dengan Filipina untuk mengendalikan situasi di kawasan terumbu karang Ren'ai, pagi ini, di bawah pengawasan penuh Penjaga Pantai China, Filipina mengirimkan pasokan kebutuhan sehari-hari. Pengiriman logistik dilakukan setelah memberi tahu China lebih dahulu," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

Setelah China mengonfirmasi bahwa kargo tersebut hanya berupa pasokan kemanusiaan, penjaga pantai China mengizinkan pengiriman logistik tersebut. 

"Posisi China mengenai Terumbu Karang Ren'ai Jiao tidak berubah. China memiliki kedaulatan atas Kepulauan Nansha, termasuk terumbu karang Ren'ai, dan perairan di sekitarnya. Pada saat yang sama, China akan terus menangani masalah teritorial dan sengketa hak maritim dengan Filipina melalui dialog dan konsultasi," kata juru bicara.

Pemerintah China mengklaim memiliki hak kedaulatan dan yurisdiksi atas kepulauan di Laut China Selatan yang dikenal sebagai "Nanhai Zhudao", yang meliputi Kepulauan Pratas, Paracel, Spratly, dan area Tepi Macclesfield.

Baca Juga: Pelaut Filipina Dilaporkan Cedera Parah dalam Insiden Blokade Tiongkok di Laut China Selatan

Namun, sejak 1999, Filipina menempatkan kapal perang BRP Sierra Madre di kawasan terumbu karang Ren'ai Jiao, dan mengirim logistik untuk mengisi perbekalan maupun personel ke markas terapung tersebut, yang sering memicu konflik dengan penjaga pantai China.

Laut China Selatan hingga saat ini masih menjadi titik panas permasalahan di kawasan karena China mengklaim hampir seluruh perairan di Laut China Selatan. Negara-negara ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, dan Filipina juga mengklaim wilayah tersebut.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara / Xinhua


TERBARU