> >

Penangkapan Raja Kartel Meksiko El Mayo Diprediksi Bakal Picu Perebutan Kekuasaan

Kompas dunia | 27 Juli 2024, 21:00 WIB
Ismael Zambada atau yang dikenal dengan julukan El Mayo, pemimpin kartel narkoba Sinaloa di Meksiko. (Sumber: Departemen Luar Negeri AS via AP)

 

MEXICO CITY, KOMPAS.TV - Era baru kartel narkoba Sinaloa di Meksiko dimulai setelah penangkapan Ismael "El Mayo" Zambada oleh otoritas Amerika Serikat (AS).

Zambada merupakan salah satu dari pengedar narkoba legendaris Meksiko yang berhasil menghindari penjara selama puluhan tahun.

Para ahli percaya penangkapannya akan memicu gelombang kekerasan baru di Meksiko.

Zambada dikenal sebagai operator yang cerdik, ahli membuat pejabat jadi korup, dan mampu bernegosiasi dengan siapa saja, termasuk dengan saingan.

Kehilangan Zambada bisa menyebabkan perang internal dalam tubuh kartel yang memiliki jangkauan global tersebut.

Penangkapan atau pembunuhan para raja narkoba sebelumnya telah membuka jalan bagi generasi muda pengedar narkoba Sinaloa yang lebih kejam, menurut para ahli.

Dengan pemikiran ini, pemerintah Meksiko mengerahkan 200 anggota pasukan khusus ke Culiacan, ibu kota negara bagian Sinaloa, pada Jumat (26/7/2024).

Ada "potensi signifikan terjadinya eskalasi kekerasan yang tinggi di seluruh Meksiko," kata Vanda Felbab-Brown, peneliti senior di Strobe Talbott Center for Security, Strategy and Technology di Brookings Institute.

Ini "buruk untuk Meksiko, buruk untuk Amerika Serikat, serta ada kemungkinan kartel Generasi Baru Jalisco yang lebih kejam akan menjadi lebih penting."

Penangkapan Zambada bisa dianggap sebagai "keberhasilan taktis besar," tetapi bermasalah secara strategis, kata Felbab-Brown.

Seorang pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan Zambada terjebak untuk terbang ke Amerika Serikat, di mana dia ditangkap bersama dengan Joaquín Guzmán López, anak dari pemimpin kartel Sinaloa terkenal, Joaquín "El Chapo" Guzmán.

El Chapo saat ini menjalani hukuman penjara seumur hidup di Amerika Serikat.

Baca Juga: Pendiri Kartel Sinaloa Sekaligus Rekan Al Chapo Ditangkap, Disebut yang Mengontrol Segalanya

Ismael “El Mayo” Zambada, pemimpin bersejarah kartel Sinaloa Meksiko (kiri), dan Joaquín Guzmán López, putra pemimpin kartel terkenal lainnya. (Sumber: AP Photo)

Sebuah pesawat kecil meninggalkan Hermosillo di utara Meksiko pada Kamis (25/7/2024) pagi dengan hanya seorang pilot AS di dalamnya, menuju bandara di Santa Teresa, New Mexico, dekat El Paso, Texas.

Pada Jumat, Sekretaris Keamanan Meksiko Rosa Icela Rodríguez mengatakan meskipun satu orang berangkat dari Hermosillo, tetapi tiga orang yang tiba di New Mexico.

Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador, yang sering mengkritik strategi menangkap raja narkoba, mengatakan Meksiko tidak berpartisipasi atau mengetahui operasi AS tersebut.

Namun dia menganggap penangkapan itu sebagai "kemajuan."

Mengenai kartel Sinaloa dan Jalisco yang berebut kendali rute penyelundupan di perbatasan Guatemala pada Jumat, López Obrador meremehkan kekerasan yang telah membuat hampir 600 warga Meksiko mencari suaka di Guatemala minggu ini.

Dia mengatakan itu adalah lawan politiknya yang mencoba membuat kekerasan di Meksiko terlihat tidak terkendali. Namun, menurut The Associated Press, kartel-kartel tersebut sudah saling bertarung di banyak lokasi di Meksiko sebelum penangkapan Zambada.

Frank Pérez, pengacara Zambada, mengatakan kepada The Associated Press kliennya "tidak datang ke Amerika Serikat secara sukarela."

Tampaknya anak-anak "El Chapo" Guzmán terlibat dalam jebakan untuk Zambada, kata José Reveles, penulis beberapa buku tentang kartel.

Para Chapitos, atau Chapo Kecil, adalah faksi dalam kartel Sinaloa yang sering berseteru dengan Zambada meskipun mereka sama-sama mengedarkan narkoba.

Joaquín Guzmán López, yang juga ditangkap pada Kamis, "bukan temannya maupun kolaboratornya," kata Reveles.

Baca Juga: Pembunuh Bayaran Kartel Sinaloa Diekstradisi ke AS, Hobi Beri Makan Harimau dengan Jasad Korban

Pendiri kartel Sinaloa, Joaquin ‘El Chapo’ Guzman. (Sumber: AP Photo)

Dia dianggap paling tidak berpengaruh di antara empat bersaudara yang membentuk Chapitos, yang dianggap sebagai eksportir utama opioid sintetis fentanil ke AS.

Joaquín Guzmán López sekarang menjadi yang kedua dari mereka yang masuk tahanan AS. Kepala keamanan mereka ditangkap oleh otoritas Meksiko pada bulan November.

Reveles mengatakan Guzmán López dituduh sebagai penghubung kartel untuk mengimpor bahan kimia prekursor yang digunakan untuk membuat fentanil dari Asia dan mendirikan laboratorium yang memproduksi obat tersebut.

Kepala Administrasi Penegakan Narkoba (DEA) AS Anne Milgram mengatakan penangkapan Zambada "menghantam jantung kartel yang bertanggung jawab atas sebagian besar obat-obatan, termasuk fentanil dan metamfetamin, yang membunuh warga Amerika dari pantai ke pantai."

Selama pemerintahan Meksiko saat ini, yang berakhir pada 30 September, Meksiko belum mampu mengendalikan kekerasan di negara tersebut.

Keputusan López Obrador untuk fokus pada akar penyebab kekerasan daripada konfrontasi langsung dengan kartel, telah menyebabkan ketegangan dengan otoritas AS, khususnya DEA.

Felbab-Brown mengatakan hal ini juga memungkinkan kartel untuk mengumpulkan kekuasaan yang "belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Meksiko."

Zambada sekarang bisa memberikan banyak informasi tentang operasi kartel jika dia memutuskan untuk bekerja sama. Dia menghadapi tuduhan di beberapa pengadilan federal AS.

Dia adalah agen korupsi paling terampil dari kartel dan pengedar paling berpengaruh yang "telah menjalankan jaringan korupsi luas di banyak pemerintahan di Meksiko, dari pemerintahan pusat hingga lembaga-lembaga kota," kata Felbab-Brown.

"Hal paling penting yang harus diawasi adalah seberapa banyak intelijen yang akan diberikan El Mayo sekarang dan seberapa banyak bukti sebagai imbalan untuk mendapatkan syarat yang lebih baik," katanya.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU