> >

Netanyahu Disorot Media AS karena Sengaja Memalsukan Fakta tentang Pembantaian di Gaza

Kompas dunia | 26 Juli 2024, 11:13 WIB
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu saat berpidato di Gedung Capitol, Washington DC, Rabu (24/7/2024). Media AS mengkritik Netanyahu karena memalsukan fakta tentang aksi militer pembantaian oleh Israel di Gaza, yang disebut genosida. (Sumber: AP News)

ANKARA, KOMPAS TV - Media Amerika Serikat mengkritik PM Israel Benjamin Netanyahu, karena memalsukan fakta tentang aksi militer pembantaian oleh Israel di Gaza, yang disebut sebagai genosida, dalam pidatonya di hadapan Kongres AS.

Salah satu "distorsi" terbesar yang dibuat Netanyahu dalam pidatonya yang hampir satu jam hari Selasa adalah klaim bahwa tidak ada warga sipil yang tewas di kota Rafah, Gaza Selatan, yang diserang militer Israel awal Mei lalu. Padahal, banyak laporan tentang serangan udara dan pengeboman yang menewaskan banyak orang di kota tersebut.

Banyak anggota parlemen dari Partai Demokrat memboikot pidato tersebut, sementara para demonstran pro-Palestina menggelar aksi di luar Gedung Capitol tempat Netanyahu berbicara dan di hotel tempatnya menginap.

“Netanyahu, yang popularitasnya menurun sejak sebelum perang, berusaha menampilkan dirinya sebagai negarawan yang dihormati oleh sekutu terpenting Israel dan disambut baik di Washington,” tulis Associated Press. "Namun, tugas ini menjadi sulit karena pandangan warga Amerika yang semakin terbagi tentang Israel dan perang, yang menjadi isu utama dalam pemilihan presiden AS."

Baca Juga: Wapres AS Kamala Harris Bertemu Netanyahu, Desak Akhiri Serangan di Gaza dan Pulangkan Sandera

Wakil Presiden Kamala Harris dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington, 25 Juli 2024. Harris, hari Kamis, 25/7/2024, mendesak Netanyahu segera mengakhiri serangan ke Gaza dan mencapai kesepakatan gencatan senjata. (Sumber: AP Photo)

Netanyahu Memalsukan Fakta Tindakan Israel di Gaza

The Washington Post menunjukkan bahwa klaim Netanyahu tentang pemberian bantuan kemanusiaan ke Palestina bertentangan dengan pernyataan PBB dan organisasi bantuan internasional.

Benny Gantz, pemimpin Partai Persatuan Nasional yang merupakan oposisi Israel, menuduh Netanyahu sengaja menunda perjanjian gencatan senjata selama berbulan-bulan. Namun, surat kabar tersebut menekankan bahwa Netanyahu berusaha menggambarkan "gambar" yang sangat berbeda dalam pidatonya, dengan mengklaim bahwa jika kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyerah dan membebaskan semua sandera, perang akan berakhir.

Politico menulis bahwa Netanyahu menolak tuduhan tentang serangan Israel ke Gaza.

Mereka memprediksi bahwa pidato tersebut tidak akan mengubah dukungan signifikan terhadap Israel di antara Partai Republik dan Demokrat.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu


TERBARU