> >

Rusia Kembali Nyatakan Siap Berunding dengan Ukraina, tapi...

Kompas dunia | 25 Juli 2024, 20:40 WIB
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, jelang konferensi pers tahunan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia, Kamis, (23/12/2021). (Sumber: AP Photo/Alexander Zemlianichenko)

Sementara Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba saat berkunjung ke China, Rabu (24/7/2024), mengatakan Kiev siap berbicara dengan Rusia asalkan kedaulatan dan integritas wilayah negaranya dihormati sepenuhnya.

Namun, dia menambahkan, Ukraina belum melihat tanda-tanda adanya itikad baik dari Rusia.

Dalam foto yang dirilis Kantor Berita Xinhua, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba (kiri) tampak berfoto bersama Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Guangzhou, China, Rabu (24/7/2024). (Sumber: Lu Hanxin/Xinhua via AP)

 

Moskow menggambarkan Zelenskyy sebagai boneka Amerika Serikat (AS), karakterisasi yang ditolak presiden Ukraina tersebut.

"Sejauh ini, Anda melihat berbagai pernyataan yang dibuat, dan ini belum cukup jelas. Selain itu, selain masalah legitimasi Zelenskyy, ada juga masalah dengan larangan hukum di Ukraina untuk memiliki kontak dan negosiasi dengan pihak Rusia. Oleh karena itu, masih banyak yang perlu diklarifikasi," kata Peskov.

Ia kemudian ditanya soal kemungkinan Kremlin bernegosiasi dengan Zelenskyy.

"Pertanyaannya tidak mudah. Dari sudut pandang hukum, masalah (legitimasinya) ada di agenda, tetapi dari sudut pandang praktis, kami terbuka untuk mencapai tujuan kami melalui negosiasi. Oleh karena itu, berbagai opsi mungkin saja terjadi."

Baca Juga: Reaksi Rusia Biden Mundur dari Pilpres AS 2024, Dianggap Bertanggung Jawab atas Perang di Ukraina

Pada Mei lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan siap menghentikan perang di Ukraina dengan gencatan senjata yang dinegosiasikan, tetapi ia siap melanjutkan perang jika Kiev dan Barat tidak merespons.

Kemudian pada Juni, Putin mengatakan Rusia akan mengakhiri perang di Ukraina, yang disebutnya sebagai operasi militer khusus, hanya jika Kiev setuju untuk meninggalkan ambisi NATO-nya dan menyerahkan sepenuhnya empat provinsi yang diklaim oleh Moskow.

Permintaan tersebut dengan cepat ditolak oleh Kiev yang menyebutnya sebagai bentuk penyerahan diri.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : The Straits Times


TERBARU