Zelenskyy Sinyalkan Siap Negosiasi Damai dengan Rusia, Tak Percaya Diri Lanjutkan Perang?
Kompas dunia | 21 Juli 2024, 10:00 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah mensinyalkan akan melakukan negosiasi damai dengan Rusia untuk pertama kalinya.
Pada pernyataannya, Zelenskyy menyarankan Moskow mengirimkan delegasi pada pertemuan perdamaian yang diharapkannya bisa digelar pada November 2024 mendatang.
Rusia sendiri tak diundang pada pertemuan sebelumnya di Swiss pada bulan lalu.
Baca Juga: Israel Lakukan Serangan Balasan ke Houthi Yaman, Disebut sebagai Pesan karena Lukai Warga Zionis
Ketika itu, Zelenskyy mengatakan pembicaraan hanya bisa terjadi jika Rusia menarik pasukannya dari Ukraina.
Hal itu menyiratkan sang presiden Ukraina ini sudah tak percaya diri untuk melanjutkan perang dengan Rusia.
Dikutip dari CNN Internasional, Sabtu (20/7/2024), Kiev saat ini menghadapi pukulan ganda, yaitu situasi garis dengan yang sulit dan ketidakpastian politik mengenai tingkat dukungan di masa depan dari sekutu terdekat Ukraina.
Meski kemajuan pasukan Rusia di Ukraina timur melambat secara signifikan sejak senjata Amerika Serikat (AS) mulai tiba pada Mei lalu, kemajuan tersebut tak sepenuhnya berhenti.
Rusia masih memperoleh wilayah di Ukraina, meski dengan kecepatan yang jauh lebih lambat.
Pada saat yang sama, muncul pertanyaan mengenai kesediaan beberapa sekutu terdekat dan terpentimg Ukraina, terutama AS dan Jernan, untuk terus mengucurkan sumber daya ke dalam konflik untuk mendukung Kiev.
Pada Senin (15/7) pekan lalu, Zelenskyy mengatakan Ukraina tak menerima cukup bantuan Barat untuk memenangkan perang, dan menunjukkan bahwa hasil perang akan ditentukan jauh di luar batas negara Ukraina.
“Tak semuanya tergantung pada kita. Kita tahu cara mengakhiri perang dengan adil, tapi hal itu tak bergantung pada kita saja,” ujarnya saat ini.
“Hal ini tidak hanya bergantung pada rakyat dan keinginan kami, namun juga pada keuangan, persenjataan, dukungan politik, persatuan di Uni Eropa, NATO, dan dunia,” tambah Zelenskyy.
Menurut mantan Duta Besar AS untuk Ukraina John Herbst, sangat mungkin berubahnya nada sang presiden, sebagai reaksi atas kemungkinan Donald Trump menang dalam pemilihan Presiden AS.
Trump telah menunjuk seorang pengkritik pengiriman pasukan di Ukraina, JD Vance sebagai wakil presiden-nya.
Baca Juga: Evolusi Perlindungan Secret Service, si Paspampres AS, Jaga Keselamatan Presiden Amerika Serikat
Trump sendiri kerap mengungkapkan kedekatan dan kekagumannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Herbts melihat sangat mungkin Zelenskyy mencoba mendekati potensi pemerintahan Trump, dengan menegaskan bahwa ia siap bernegosiasi.
“Hal ini harus berupa perdamaian yang masuk akal, yang tak mengizinkan penjajah Rusia untuk terus menyiksa, menindas, dan membunuh rakyat Ukraina yang diduduki,” kata Herbst.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : CNN Internasional