> >

Krisis Kesehatan Baru di Gaza: Ditemukan Virus Polio di Saluran Pembuangan

Kompas dunia | 19 Juli 2024, 21:30 WIB
Kamp tenda warga Gaza yang terkena serangan udara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu, 13 Juli 2024. Israel mengatakan pihaknya menargetkan komandan militer Hamas yang misterius dalam serangan besar-besaran pada hari Sabtu di Jalur Gaza selatan yang padat yang menewaskan sedikitnya 90 orang, menurut pejabat kesehatan setempat. Hamas segera menolak klaim bahwa Mohammed Deif berada di daerah tersebut. (Sumber: AP Photo)

GAZA, KOMPAS.TV — Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa virus polio telah terdeteksi dalam sampel saluran pembuangan, Kamis (18/7/2024).

Temuan ini menambah deretan permasalahan kesehatan yang dihadapi warga Gaza di daerah yang tengah dilanda konflik itu.

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Kesehatan Gaza menjelaskan bahwa pengujian sampel saluran pembuangan, yang dilakukan bersama UNICEF, mengonfirmasi keberadaan virus polio. 

Virus ini terdeteksi di daerah yang padat penduduk dan lokasi pengungsian akibat hancurnya infrastruktur. 

"Ini adalah krisis kesehatan baru," kata juru bicara kementerian dikutip dari Anadolu.

Situasi ini semakin diperburuk oleh kepadatan penduduk yang ekstrem, persediaan air yang terbatas dan terkontaminasi, serta tumpukan sampah yang tidak terkelola. 

Blokade Israel terhadap suplai kebersihan juga memperparah kondisi ini. Kementerian Kesehatan memperingatkan bahwa deteksi virus di saluran pembuangan membuat ribuan penduduk berisiko tinggi tertular polio.

Kementerian Kesehatan Israel juga mengonfirmasi pada Kamis bahwa mereka menemukan komponen virus polio tipe 2 dalam sampel saluran pembuangan dari Gaza. 

Baca Juga: Begini Gambaran Hancurnya Mental Warga Gaza yang Trauma Didera Serangan Israel

Hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium yang diakui WHO di Israel menimbulkan kekhawatiran tentang keberadaan virus tersebut di wilayah ini.

Polio adalah penyakit yang sangat menular dan dapat menyerang sistem saraf, menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan jam. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), eskalasi konflik oleh Israel di Gaza telah menyebabkan peningkatan kematian dan luka-luka, kepadatan ekstrem di tempat penampungan, dan terganggunya sistem kesehatan, air, serta sanitasi, yang dapat mempercepat penyebaran penyakit menular.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, Israel melancarkan balasan brutal yang terus berlangsung, meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak gencatan senjata segera.

Akibatnya, lebih dari 38.800 warga Palestina, kebanyakan wanita dan anak-anak, telah tewas, dan lebih dari 89.400 terluka menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari sembilan bulan setelah serangan tersebut, sebagian besar wilayah Gaza hancur dengan blokade yang membatasi makanan, air bersih, dan obat-obatan. 

Israel menghadapi tuduhan genosida di Pengadilan Internasional (ICC). ICC pun memerintahkan penghentian segera operasi militer di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina berlindung dari perang sebelum invasi pada 6 Mei. 

Baca Juga: Rusia Sebut Korban Israel di Gaza dalam 10 Bulan Sudah Dua Kali Lipat Perang Ukraina dalam 10 Tahun

 

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu


TERBARU