Serangan Israel di Gaza Selatan dan Tengah Tewaskan Lebih dari 60 Warga Gaza, Termasuk di Zona Aman
Kompas dunia | 18 Juli 2024, 07:56 WIBSerangan di Gaza bagian utara dan kota-kota selatan seperti Khan Younis dan Rafah telah menghancurkan jaringan terowongan Hamas yang luas. Serangan ini telah meratakan seluruh lingkungan.
Meski operasi darat terus berlanjut di Rafah, serangan udara kini tampaknya menghantam daerah yang tidak tersentuh oleh serangan sebelumnya di tengah dan "zona aman" pesisir.
Serangan pada Senin malam dan Selasa menghantam kamp-kamp pengungsi Nuseirat dan Zawaida di Gaza tengah. Serangan pada empat rumah menewaskan setidaknya 24 orang, termasuk 10 wanita dan empat anak-anak, menurut pejabat di rumah sakit Al Aqsa di kota terdekat, Deir al-Balah.
Serangan lainnya menghantam sekolah PBB di Nuseirat tempat keluarga-keluarga berlindung, menewaskan setidaknya sembilan orang. Rekaman AP menunjukkan halaman sekolah dipenuhi puing-puing dan logam bengkok dari bangunan yang terkena serangan.
Para pekerja membawa mayat yang dibungkus selimut, sementara wanita dan anak-anak menyaksikan dari kelas-kelas tempat mereka tinggal.
Baca Juga: Delegasi Israel Tiba di Kairo untuk Perundingan Gencatan Senjata, 13 Tawanan Warga Gaza Dibebaskan
Militer Israel mengatakan militan Hamas beroperasi dari sekolah tersebut untuk merencanakan serangan. Klaim ini tidak dapat dikonfirmasi secara independen.
Serangan lainnya di Khan Younis dan Rafah menewaskan 12 orang, menurut pejabat medis dan jurnalis AP. Seorang jurnalis AP menghitung mayat di rumah sakit sebelum pemakaman diadakan di gerbangnya.
Militer Israel mengatakan pesawat angkatan udara menyerang sekitar 40 target di Gaza dalam sehari terakhir, termasuk pos pengamatan, struktur militer Hamas, dan bangunan yang dipenuhi bahan peledak. Israel menyalahkan Hamas atas korban sipil karena militan beroperasi di daerah padat penduduk.
Militer Israel juga mengatakan akan mulai mengirim surat panggilan wajib militer kepada para pria ultra-Ortodoks Yahudi minggu depan—sebuah langkah yang bisa menggoyahkan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan memicu protes besar di komunitas tersebut. Berdasarkan perjanjian politik lama, pria ultra-Ortodoks dibebaskan dari wajib militer, yang wajib bagi sebagian besar pria Yahudi—pembebasan yang menciptakan kebencian di kalangan masyarakat umum Israel.
Perang di Gaza, yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober di selatan Israel, telah menewaskan lebih dari 38.600 orang. Perang ini telah menciptakan bencana kemanusiaan di wilayah Palestina pesisir, mengungsikan sebagian besar dari 2,3 juta penduduknya, dan memicu kelaparan yang meluas.
Serangan Hamas pada Oktober diklaim Israel menewaskan 1.200 orang, kebanyakan warga sipil, dan militan mengambil sekitar 250 sandera. Sekitar 120 tetap dalam tahanan, dengan sekitar sepertiga dari mereka diyakini telah tewas, menurut otoritas Israel.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat. Pada hari Selasa, seorang Palestina menikam seorang polisi Israel, melukainya ringan, sebelum seorang petugas lain menembak mati pelaku yang diidentifikasi sebagai seorang pemuda berusia 19 tahun dari Gaza.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus
Sumber : AP Photo