Peneliti Sebut Memerangi Hamas Hanya Dalih Israel: Tujuan Netanyahu Hapus Memori Kolektif Palestina
Kompas dunia | 18 Juli 2024, 07:00 WIBGAZA, KOMPAS.TV - Direktur Program Keamanan dan Kebijakan Luar Negeri Middle East Council on Global Affairs Adel Abdel-Ghafar menilai Israel sebatas menggunakan Hamas sebagai dalih menyerang Jalur Gaza.
Abdel-Ghafar menolak klaim pemerintahan Benjamin Netanyahu bahwa Israel menyerang Gaza untuk melenyapkan Hamas. Menurutnya, Israel bertujuan menghapus memori kolektif masyarakat Palestina.
Hal tersebut disampaikan Abdel-Ghafar dengan merujuk banyaknya sekolah, masjid, gereja, situs bersejarah, dan lembaga-lembaga lain yang dihancurkan Israel di Gaza.
Baca Juga: MUI Nonaktifkan Dua Orang yang Terkait Organisasi Lobi Israel
"Jelas bahwa ini bukan tentang melenyapkan Hamas, tetapi lebih sebagai penghukuman kolektif bagi masyarakat Palestina," kata Abdel-Ghaffar dikutip Al Jazeera, Rabu (17/7/2024).
"Netanyahu tidak bisa kembali ke konstituensinya dan berjualan gencatan senjata tanpa membawa sejenis kemenangan, dan sejauh ini tidak ada kemenangan yang besar (bagi Israel). Jadi, berlanjutnya penghancuran Gaza adalah kemenangannya sendiri.
Militer Israel mengeklaim pihaknya menghormati hukum internasional dan berupaya menghindari korban sipil. Namun, selama sembilan bulan terakhir, Israel rutin menyerang rumah penduduk yang dipenuhi pengungsi, lembaga pendidikan, fasilitas medis, hingga perpustakaan.
Komisaris Jenderal Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) Philippe Lazzarini menyampaikan bahwa Israel menyerang delapan sekolah di Gaza dalam kurun 10 hari terakhir.
"Perang ini merampas masa kecil dan pendidikan anak-anak perempuan dan laki-laki di Gaza," kata Lazzarini melalui media sosialnya, Rabu (17/7).
"Sekolah tidak boleh digunakan untuk bertempur atau tujuan militer lain oleh pihak mana pun dalam konflik ini. Sekolah bukanlah target."
Per Rabu (17/7), menurut data terkini Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Israel telah membunuh setidaknya 38.794 orang di Jalur Gaza, lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak.
Lebih dari 89.364 orang juga terluka di Jalur Gaza. Sementara 10.000 orang lebih dinyatakan hilang, berkemungkinan tertimbun reruntuhan.
Baca Juga: Biden Klaim Sudah Berjasa Besar untuk Masyarakat Palestina, Langsung Banjir Kecaman
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV