> >

Otoritas AS Peringatkan Potensi Serangan Balas Dendam Lanjutan usai Upaya Pembunuhan Trump

Kompas dunia | 17 Juli 2024, 23:30 WIB
Donald Trump pada pembukaan Konvensi Partai Republik. Otoritas keamanan AS mendeteksi potensi serangan lanjutan maupun serangan balasan pasca upaya pembunuhan Trump yang gagal. (Sumber: Anadolu)

WASHINGTON, KOMPAS TV - Penegak hukum di seantero Amerika Serikat (AS) diperingatkan akan kemungkinan serangan lanjutan atau serangan balas dendam setelah upaya pembunuhan eks Presiden AS Donald Trump. Peringatan itu termaktub dalam buletin yang dikeluarkan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) dan Biro Investigasi Federal (FBI) AS.

Buletin gabungan yang dikeluarkan pada Senin malam itu mendesak kewaspadaan di acara-acara terkait pemilihan mendatang, menurut ABC News yang dikutip Anadolu, Rabu (17/7/2024).

Peringatan itu dikeluarkan bersamaan dengan dimulainya Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee. Masyarakat didorong untuk waspada dan melaporkan perilaku mencurigakan.

Buletin tersebut mengungkapkan kekhawatiran tentang potensi kekerasan di acara-acara terkait pemilihan presiden 2024, mengutip ancaman dari anggota komunitas online.

"FBI dan DHS tetap khawatir, terutama mengingat individu di beberapa komunitas online telah mengancam, mendorong, atau merujuk pada tindakan kekerasan sebagai respons terhadap upaya pembunuhan," tulis buletin itu.

Peringatan ini muncul beberapa hari setelah Trump, yang mencalonkan diri kembali, nyaris jadi korban pembunuhan pada sebuah kampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7) lalu. Pada Senin (15/7) atau dua hari setelahnya, Trump menghadiri konvensi dengan perban di telinga kanan.

Pelaku penembakan, Thomas Matthew Crooks, 20 tahun, ditembak dan dibunuh oleh Secret Service atau Dinas Rahasia, paspampres AS, di tempat kejadian. Trump terluka, namun selamat dari serangan tersebut.

Baca Juga: Dinas Rahasia Dinilai Gagal Jaga Trump, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Luncurkan Penyelidikan

Foto Menunjukkan apa yang tampak seperti proyektil melewati Donald J. Trump selama kampanye di Butler, Pennsylvania, hari Sabtu, 13 Juli 2024. (Sumber: Doug Mills / New York Times)

Pihak berwenang federal masih menyelidiki motif penembak, mencatat bahwa "resonansi topik yang memecah belah dalam wacana publik" mungkin berkontribusi pada lingkungan ancaman.

Buletin tersebut memperingatkan bahwa pelaku tunggal atau kelompok kecil mungkin terus menargetkan kampanye politik dan acara kampanye.

Buletin juga mengakui kesulitan mendeteksi ancaman semacam itu, mengingat "sifat radikalisasi dan mobilisasi kekerasan yang sangat pribadi."

Sebelum insiden ini, pihak berwenang federal telah mengamati serangan bermotif politik dan rencana yang menargetkan pejabat pemerintah dan calon pejabat, serta taktik mengganggu seperti ancaman bom palsu dan surat berisi bubuk putih yang dikirim ke kantor pemilihan.

Selama setahun terakhir, amplop yang berisi bubuk putih tidak berbahaya telah dikirim ke anggota parlemen Partai Republik di Kansas, Tennessee, dan Montana.

Insiden-insiden ini menyoroti ancaman yang terus-menerus dihadapi oleh pejabat pemilihan dan petugas pemungutan suara, dengan klaim palsu tentang pemilihan 2020 yang masih memicu ketegangan.

"Upaya pembunuhan ini memperkuat penilaian kami bahwa target terkait pemilihan berada di bawah ancaman serangan atau insiden mengganggu lainnya yang meningkat," tambah buletin tersebut.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu


TERBARU