> >

Polisi Temukan Jejak Sianida di Kopi Enam WNA yang Meninggal di Hotel Mewah Bangkok

Kompas dunia | 17 Juli 2024, 13:28 WIB
Polisi berkumpul di luar Hotel Grand Hyatt Erawan di Bangkok, Thailand, Selasa, 16 Juli 2024. Polisi mengatakan sejumlah orang ditemukan tewas pada Selasa di hotel mewah di pusat kota Bangkok itu dan diduga keracunan. (Sumber: AP Photo/Chatkla Samnaingjam)

BANGKOK, KOMPAS.TV - Polisi Thailand telah mengonfirmasi penemuan jejak sianida dalam kopi yang dikonsumsi oleh enam warga negara asing (WNA) yang ditemukan tewas di Hotel Grand Hyatt Erawan, Bangkok, Selasa (16/7/2024).

Diketahui dari keenam korban tersebut, dua di antaranya adalah warga Amerika keturunan Vietnam dan empat lainnya warga Vietnam.

Berdasarkan laporan polisi, tidak ada tamu lain yang masuk ke kamar tersebut setelah keenam orang itu terakhir kali terlihat hidup pada Senin (15/7/2024) sore saat menerima pengiriman makanan. 

Dilansir dari Associated Press, Letnan Jenderal Trairong Piwpan, kepala divisi forensik polisi Thailand, menyatakan bahwa jejak sianida ditemukan dalam cangkir-cangkir kosong yang ditemukan di lokasi kejadian. Namun, hasil resmi dari autopsi mereka diperkirakan baru akan diumumkan pada hari Kamis (18/7/2024).

Menurut Kepala Polisi Bangkok, Letnan Jenderal Thiti Sangsawang, enam WNA tersebut berjenis kelamin tiga laki-laki dan tiga perempuan.

Sementara itu, motif dari insiden ini diduga terkait dengan masalah keuangan yang melibatkan seorang suami dan istri, yang merasa tidak puas dengan penggunaan uang mereka. Informasi ini didapat dari keluarga korban, sebagaimana disampaikan oleh Wakil Kepala Polisi Bangkok, Noppasin Punsawat.

Pihak berwenang Thailand telah menghubungi Kedutaan Besar Vietnam dan Amerika Serikat untuk memberitahukan mengenai kematian ini. FBI Amerika juga dilibatkan dalam penyelidikan atas insiden ini, menurut pernyataan Noppasin.

Baca Juga: Enam Warga Negara Asing Ditemukan Tewas di Hotel Mewah Bangkok, Diduga Keracunan

Meskipun demikian, Noppasin menegaskan bahwa kasus ini diduga bersifat pribadi dan tidak mengancam keselamatan wisatawan di Thailand.

"Kasus ini tampaknya bersifat pribadi dan tidak akan memengaruhi keselamatan wisatawan,” ucapnya.

Trairong menambahkan bahwa dugaan bunuh diri massal tidak masuk akal karena beberapa korban telah merencanakan perjalanan mereka dengan baik, termasuk menyewa pemandu dan sopir.

Posisi tubuh korban yang tidak berada di satu lokasi yang sama, seperti di kamar tidur dan ruang tamu, juga menunjukkan bahwa mereka tidak sengaja mengonsumsi sianida bersama-sama.

Diberitakan sebelumnya, kepolisian Thailand melaporkan insiden kematian  di mana enam mayat ditemukan dalam sebuah kamar di Hotel Grand Hyatt Erawan, Bangkok, pada hari Selasa (16/7/2024). Mereka diduga tewas akibat keracunan.

Informasi dari Kementerian Luar Negeri Thailand menyebutkan bahwa para korban, yang belum diidentifikasi lebih lanjut, terdiri dari dua warga negara Vietnam-Amerika dan empat warga negara Vietnam.

Kejadian tragis ini pertama kali terungkap saat staf hotel menghubungi polisi pada sore hari setelah menemukan kondisi yang mencurigakan di kamar tersebut. 

Kepala Kepolisian Bangkok, Letnan Jenderal Thiti Sangsawang, menjelaskan bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan di tempat kejadian.

Penghuni kamar tersebut seharusnya check-out pada hari itu, dan barang bawaan mereka telah dipersiapkan untuk keberangkatan. Namun di kamar tersebut ditemukan makanan dari layanan kamar yang tidak dimakan, tetapi minuman telah dikonsumsi.

Lebih lanjut, para penyelidik juga menyebut bahwa mayat-mayat korban ditemukan dengan busa di mulut, menambah dugaan bahwa mereka mungkin telah diracuni. 

Baca Juga: Penggunaan Ganja Hanya Diizinkan untuk Medis, Aktivis Pro-Kanabis di Thailand Turun ke Jalan

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU