> >

Korut Ancam Tingkatkan Kemampuan Nuklir usai AS dan Korsel Sepakati Kerja Sama Pertahanan Baru

Kompas dunia | 13 Juli 2024, 22:50 WIB
Foto arsip. Bendera Korea Utara berkibar di desa Gijungdong, Korea Utara, seperti terlihat dari pos pengamatan Korea Selatan di dalam zona demiliterisasi di Paju, Korea Selatan, 3 Maret 2023. Pada Sabtu, 13 Juli 2024, Korea Utara mengancam akan meningkatkan kemampuan tempur nuklirnya. (Sumber: Jeon Heon-Kyun/Pool Photo via AP, File)

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara (Korut) mengancam akan meningkatkan kemampuan tempur nuklirnya sebagai respons terhadap pedoman pertahanan baru Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).

Pyongyang menilai kesepakatan tersebut menunjukkan niat AS dan Korsel untuk menyerang Korut.

Ancaman itu disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Korea Utara melalui pernyataan yang dimuat di media negara, Sabtu (13/7/2024).

Dilansir Associated Press, pernyataan itu menyebutkan bahwa pedoman pertahanan baru AS-Korsel menunjukkan "niat jahat mereka untuk meningkatkan persiapan perang nuklir melawan" Korea Utara.

Kementerian Pertahanan Korea Utara menyatakan ancaman nuklir yang semakin meningkat dari musuh-musuhnya mengharuskan pihaknya untuk lebih meningkatkan kesiapan deterens nuklirnya dan menambahkan "elemen penting yang tidak ditentukan ke dalam komposisi deterens." 

Mereka juga menegaskan, AS dan Korea Selatan akan "membayar harga yang tak terbayangkan" jika gagal menghentikan tindakan provokatif.

Diberitakan sebelumnya, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menandatangani pedoman pencegahan nuklir bersama sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan menghadapi arsenal nuklir Korea Utara yang terus berkembang, Kamis (11/7/2024). 

Baca Juga: Korea Selatan Kerahkan Senjata Laser Canggih untuk Hadang Drone Korea Utara

Pedoman ini diadopsi setahun setelah kedua negara membentuk badan konsultasi untuk memperkuat upaya berbagi informasi tentang operasi nuklir dan membahas cara mengintegrasikan senjata nuklir AS dengan senjata konvensional Korea Selatan dalam keadaan darurat.

Detail pedoman pertahanan AS-Korsel tersebut belum diungkap ke publik, tetapi para ahli mengatakan pedoman tersebut sebagian besar berkaitan dengan bagaimana kedua negara akan mengintegrasikan senjata nuklir AS dengan senjata konvensional Korea Selatan untuk merespons berbagai potensi kontingensi akibat serangan dan provokasi Korea Utara. 

Para ahli juga menyebutkan AS dan Korsel diduga akan merancang konsep dan rencana operasi yang terperinci berdasarkan pedoman tersebut dan meninjaunya melalui latihan militer bilateral.

Pedoman sejenis ini merupakan yang pertama antara kedua sekutu. AS telah berulang kali berjanji untuk menggunakan semua kemampuan militernya untuk melindungi Korsel jika diserang oleh Korut.

Tetapi banyak ahli di Korea Selatan percaya bahwa AS tidak memiliki rencana konkret tentang bagaimana melaksanakan upaya deterens yang diperluas untuk sekutunya. Korea Selatan sendiri tidak memiliki senjata nuklir.

Korea Utara berargumen mereka terpaksa membuat senjata nuklir untuk menghadapi ancaman nuklir yang dipimpin AS.

Namun, pejabat AS dan Korsel dengan tegas menyatakan mereka tidak memiliki niat untuk menyerang Korut.

Kekhawatiran tentang program nuklir Korea Utara telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan serangkaian uji coba rudal yang provokatif dan ancaman terbuka untuk menggunakan senjata nuklir secara preemptif dalam potensi konflik dengan musuh-musuhnya. 

Baca Juga: Hadapi Ancaman Korea Utara, AS dan Korea Selatan Tandatangani Pedoman Pencegahan Nuklir

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU