Biden Sambut Pemimpin NATO, Tekankan Komitmen Amerika Serikat dan Dukungan kepada Ukraina
Kompas dunia | 10 Juli 2024, 11:56 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyambut para pemimpin NATO dalam acara peringatan 75 tahun organisasi tersebut di Washington pada Selasa (9/7/2024).
Biden menegaskan kembali komitmen kuat Amerika Serikat terhadap aliansi di tengah meningkatnya agresi Rusia terhadap Ukraina.
Dalam pidato pembukaannya, Biden menyatakan bahwa NATO kini lebih kuat dari sebelumnya dengan 32 negara anggota.
"NATO lebih kuat dari sebelumnya—32 negara kuat," ujar Biden dengan suara tegas dikutip dari Associated Press.
"Ini saat yang tepat kita menjadi lebih kuat, karena momen sejarah ini menuntut kekuatan kolektif kita," tambahnya.
Selama tiga hari pertemuan puncak NATO, Biden dihadapkan pada serangkaian diskusi sulit tentang keamanan global.
Pada hari Selasa, Biden mengumumkan langkah-langkah penting yang diambil oleh AS dan negara-negara NATO lainnya untuk memperkuat pertahanan udara Ukraina yang kewalahan dalam perang dengan Rusia.
AS, Jerman, dan Rumania akan menyumbangkan baterai Patriot tambahan. Sementara Belanda dan sekutu lainnya akan menyumbangkan komponen tambahan.
Italia, bulan lalu juga mengumumkan akan mengirimkan sistem pertahanan SAMP/T untuk membantu Ukraina.
Dalam acara tersebut, Biden juga memberikan Medali Kebebasan Presiden kepada Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg yang telah menjabat selama 10 tahun.
"Stoltenberg adalah profesional yang sangat berdedikasi," kata Biden.
Baca Juga: Momen Joe Biden Tegaskan Tolak Mundur dari Capres AS
Namun, di balik pertemuan ini, ada tantangan politik domestik yang harus dihadapi Biden dengan sisa waktu kurang dari empat bulan sebelum Pemilu AS.
Pertemuan ini berlangsung di saat yang sulit bagi kepresidenan Biden di mana berapa anggota DPR dari Partai Demokrat secara terbuka meminta Biden untuk menghentikan kampanye pencalonannya.
Selain itu, sejumlah kelompok juga berpengaruh menyuarakan kekhawatiran mengenai kelayakan Biden dalam menghadapi Trump di pemilu mendatang.
Beberapa pejabat senior pemerintahan mengatakan, meski Biden menunjukkan pemahaman yang kuat tentang isu-isu besar seperti invasi Rusia ke Ukraina dan ancaman dari China.
Terkadang ia tampak bingung mengenai tindakan spesifik dan bertahap yang perlu diambil oleh negara atau kelompok.
Meski begitu, tidak ada krisis kepercayaan terhadap kondisi mental umum Biden. Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan tidak memiliki kekhawatiran tentang kesehatan Biden.
“Dari banyak percakapan yang saya lakukan dengan Presiden Amerika, saya tahu bahwa dia telah mempersiapkan pertemuan ini dengan sangat baik dan teliti bersama kami,” kata Scholz.
Pertemuan ini juga menjadi kesempatan pertama Biden untuk bertatap muka dengan Perdana Menteri Inggris yang baru, Keir Starmer.
Biden telah menelepon Starmer minggu lalu untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya dan berencana menjamu Starmer di Gedung Putih pada hari Rabu (10/7/2024).
Biden juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Kamis (11/7/2024) di sela-sela pertemuan puncak.
Namun, kritik juga datang dari Matteo Salvini, pemimpin Partai Liga Italia yang anti-imigran, yang menyatakan bahwa kondisi kesehatan Biden tampaknya tidak baik.
Baca Juga: Masih Banyak Dukungan, Biden Tegas Tolak Seruan Mundur dari Pemilu AS 2024
Pertemuan para pemimpin dari 32 negara NATO, ditambah mitra Pasifik seperti Australia, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan, serta Ukraina, kemungkinan besar menjadi salah satu penampilan terakhir Biden di forum internasional sebelum Pemilu AS.
Biden berusaha menyoroti komitmennya terhadap aliansi sambil meyakinkan para pemilih bahwa Trump, jika kembali ke Gedung Putih, akan membelakangi NATO.
Trump sering mengkritik anggota NATO yang gagal memenuhi target pengeluaran pertahanan yang disepakati sebesar 2% dari produk domestik bruto.
Biden juga mengambil kredit atas perluasan NATO dengan bergabungnya Finlandia dan Swedia setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
“Itu bukan kebetulan,” kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby.
"Itu karena kepemimpinan. Itu karena pengelolaan aliansi dan kemitraan lain di seluruh dunia secara terus menerus. Rekam jejak presiden berbicara untuk dirinya sendiri," tutur Kirby.
NATO diharapkan mengumumkan rincian jalur keanggotaan Ukraina ke dalam aliansi selama pertemuan puncak.
Tetapi NATO yang dibangun di atas kesepakatan dasar bahwa serangan terhadap satu anggota adalah serangan terhadap semua juga menegaskan tidak akan membawa Ukraina ke dalam aliansi hingga konflik dengan Rusia berakhir.
Ian Brzezinski, peneliti senior di Atlantic Council mengatakan, Biden perlu memanfaatkan pertemuan ini untuk “membalikkan kesan negatif” yang ditinggalkannya setelah debat yang buruk.
“Ini adalah kesempatan besar baginya untuk memimpin dengan semangat dan energi, untuk menegaskan kembali komitmennya, komitmen pemerintahan, bahkan komitmen Kongres terhadap aliansi dan untuk menegaskan bahwa ia membawa ketegasan yang telah membuat NATO sangat sukses,” kata Brzezinski.
Baca Juga: Gedung Putih Bantah Isu Kesehatan Mental Biden: Dia Tidak Sakit Parkinson
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya
Sumber : Associated Press