> >

Ukraina Mundur dari Chasiv Yar, Kota Penting di Donetsk Jatuh ke Tangan Rusia

Kompas dunia | 4 Juli 2024, 21:44 WIB
Dalam foto yang diambil dari video yang dirilis oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Rabu, 3 Juli 2024, tentara Rusia melepaskan tembakan dari howitzer 152 mm «Giatsint-B» dari posisi mereka ke pasukan Ukraina di lokasi yang dirahasiakan di Ukraina. (Sumber: Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia melalui AP)

DONETSK, KOMPAS.TV - Pasukan Ukraina telah mundur dari sebuah lingkungan di pinggiran Chasiv Yar, kota yang secara strategis penting di wilayah Donetsk bagian timur yang hancur akibat serangan Rusia.

Chasiv Yar yang dekat di sebelah barat Bakhmut, telah direbut oleh Rusia tahun lalu setelah pertempuran sengit selama sepuluh bulan. 

Selama berbulan-bulan, pasukan Rusia telah fokus merebut Chasiv Yar, yang lokasinya terletak di dataran yang lebih tinggi. 

Jatuhnya kota ini akan membahayakan kota-kota di sekitarnya, mengganggu rute pasokan penting Ukraina, dan mendekatkan Rusia pada tujuannya untuk menguasai seluruh wilayah Donetsk.

"Pasukan Ukraina telah mundur dari sebuah lingkungan di timur laut kota," kata Nazar Voloshyn, juru bicara pasukan darat Khortytsia, dikutip dari Associated Press, Kamis (4/7/2024).

Voloshyn menambahkan bahwa ada ancaman korban serius jika pasukan tetap berada di daerah tersebut dan fakta bahwa Rusia juga tidak menyisakan satu bangunan pun yang utuh.

"Posisi pertahanan Ukraina di kota tersebut telah hancur," ujarnya.

Berbulan-bulan serangan artileri Rusia yang tak henti-hentinya telah menghancurkan Chasiv Yar. Rumah-rumah dan kantor-kantor pemerintah hangus, dan kota yang dulunya memiliki populasi 12.000 orang kini telah ditinggalkan.

Oleh Shyriaiev, komandan batalion serangan ke-255 yang berbasis di daerah tersebut selama enam bulan, mengatakan setelah pasukan Rusia merebut lingkungan tersebut.

Pasukan Rusia kemudian membakar setiap bangunan yang belum dihancurkan oleh serangan bom.

Shyriaiev mengatakan Rusia menerapkan taktik bumi hangus untuk menghancurkan apa pun yang dapat digunakan sebagai posisi militer dalam upaya memaksa pasukan untuk mundur.

“Saya menyesal bahwa kami secara bertahap kehilangan wilayah. Kami tidak dapat mempertahankan apa yang telah hancur," ucapnya.

Baca Juga: Rusia Gempur Pangkalan Udara Ukraina, Satu Pesawat Tempur Hancur

Diketahui, pasukan Rusia melebihi jumlah pasukan Ukraina dengan perbandingan 10 banding 1 di daerah tersebut.

Meski begitu, Shyriaiev menyebut bahwa Rusia belum dapat membuat kemajuan signifikan dalam enam bulan terakhir pertempuran.

Saat ini, kata Voloshyn, intensitas serangan Rusia di garis pertahanan Ukraina di daerah Chasiv Yar terus meningkat selama sebulan terakhir.

Dalam minggu terakhir saja, Rusia telah melakukan hampir 1.300 serangan, menembakkan hampir 130 bom luncur, dan melakukan 44 serangan darat.

Serangan Rusia lainnya juga berfokus pada merebut permukiman di dekat daerah tersebut yang memungkinkan mereka maju ke Kramatorsk dan Sloviansk, kota-kota terbesar di bagian Donetsk yang dikuasai Ukraina.

Komandan Ukraina di daerah tersebut mengatakan sumber daya mereka terbatas, sebagian besar karena adanya kesenjangan bantuan militer dari Amerika Serikat selama berbulan-bulan yang membuat militer Ukraina terpaksa bertahan.

Shyriaiev, komandan batalion serangan, mengatakan amunisi dari sekutu dalam proses untuk tiba.

“Kami bertekad untuk bertahan sampai akhir,” kata dia.

Di tempat lain di Ukraina, gubernur wilayah utara Chernihiv, Viacheslav Chaus, mengatakan Rusia meluncurkan 22 drone ke Ukraina tadi malam. 

Satu mengenai fasilitas infrastruktur listrik di wilayah utara Chernihiv yang membuat hampir 6.000 pelanggan tanpa listrik.

Rusia terus menargetkan infrastruktur energi Ukraina yang rusak parah, mengakibatkan pemadaman bergilir selama berjam-jam di seluruh negeri. Pejabat Ukraina telah memperingatkan bahwa situasi bisa memburuk saat musim dingin mendekat. 

Baca Juga: Dubes Ukraina Berharap Indonesia Lebih Aktif Wujudkan Perdamaian, Ajak Tandatangani Komunike Bersama

 

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU