> >

Pilpres Iran Masuk Putaran Kedua, Pertemukan Dokter Bedah Jantung dan Profesor Juru Runding Nuklir

Kompas dunia | 4 Juli 2024, 16:30 WIB
Kolase foto dua kandidat presiden Iran, Saeed Jalili (kiri) dan Masoud Pezeshkian (kanan). (Sumber: Associated Press)

"Kita kehilangan dukungan dari masyarakat karena kelakuan kita, harga-harga yang tinggi, perlakuan terhadap perempuan, dan penyensoran internet. Orang-orang tidak puas dengan kita karena kelakuan kita sendiri," kata Pezehskian dikutip Associated Press.

Profil Saeed Jalili

Berkebalikan dengan Pezehskian, Saeed Jalili dikenal sebagai kandidat konservatif yang siap meneruskan rezim teokrasi Iran. Bahkan, lawan-lawan politiknya menuduh Jalili adalah politikus bergaya Taliban.

Saeed Jalili lahir di Mashhad, Iran pada 6 September 1965. Ia turut berperang dalam Perang Iran-Irak dan dijuluki "Syuhada yang Masih Hidup" karena kehilangan kaki saat bertempur.

Sebelum terjun ke politik, Jalili dikenal sebagai profesor di sebuah universitas. Jalili kemudian bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Iran dan menjadi juru runding andalan negara itu dalam perundingan nuklir.

Sosok Jalili pun segera menarik perhatian diplomat-diplomat Barat melalui perundingan-perundingan nuklir yang alot. Eks juru runding AS yang kini menjadi Direktur CIA, William Burns menyebut Jalili sebagai "penganut sejati Revolusi Iran."

Kans Jalili menang Pilpres Iran disorot dunia Barat terkait perundingan nuklir yang kini masih buntu. Jika Jalili berkuasa, berbagai kalangan di Barat memperkirakan perundingan nuklir antara Iran dengan Barat tidak akan membuahkan hasil berarti.

Baca Juga: Pilpres Iran Lanjut ke Putaran Kedua, Pezeshkian Tantang Jalili

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU